Pandemi covid-19 di Negara kita semakin memperhatinkan. Seiring berganti hari jumlah korban terus bertambah. Pemerintah bekerja keras supaya wabah ini cepat berlalu. Masyarakatpun dihimbau untuk kerja samanya demi kebaikan bersama.
Ngomongin covid-19, aku punya cerita tersendiri dengan suamiku. Kami berdua duduk santai menonton tv. Tak ada secangkir teh menemani tapi kami tetap hangat.heee...Acara televisi semua tentang corona jadi ya obrolan kami seputar itu juga.
"Yang..tolong dong aku dikerokin. Pada pegel nih badan"
"Kerokan terus sih. Pake duit seribuan apa lima ratusan?"
"Lima ratusan aja, nih minyak urutnya"
Aku pun mencari uang lima ratusan. Dia memberiku minyak urut yang baunya lumayan menyengat, panas lagi. Aku kerok badannya mulai dari atas ke bawah menbentuk barisan merah merona.Sambil melukis punggung suamiku, kami sambung obrolan soal corona.
"Yang...corona hebat banget ya serangannya"
"Makanya ayah di rumah aja biar putih",candaku
"Kalo aku jadi putih nanti kamu tambah cinta piye"
"Kepedean"
"Dari kemarin aku mikir loh"
"Mikir apa"?
"Corona kae bisa nyerang wong edan ora yah"(Corona itu bisa nyerang orang gila gak yah)"
Aku tertawa terbahak mendengar ocehannya itu.
"Lah kok mikiri wong edan"
"Kasihan oh gak ada yang mikirin mereka. Kayaknya corona gak bakalan mempan deh sama orang gila"
"Kok bisa?Kan mereka jorok gak pernah cuci tanganÂ
"Wong edan kue sakti virus apa bae ora bakalan kuat nyerang"(orang gila itu sakti virus apapun gak bakalan kuat menyerang)
"Terus menurut ayah piye ben kita terhindar dari corona"
Suamiku berbalik menghadapku tersenyum lebar
"Dadi wong edan yuh ben aman sing corona"(Jadi orang gila yuh supaya aman dari corona)
Walahhhhhh semprul bojoku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H