Mohon tunggu...
Janet Nadia
Janet Nadia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menengok Sisi Lain Surga di Selatan Indonesia

7 Desember 2017   14:38 Diperbarui: 7 Desember 2017   14:43 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Bali merupakan kota yang masih kental dengan kebudayaan dan tradisional. Image Bali adalah pulau yang sangat menjaga kearifan lokalnya. Benarkah demikian? Sisi lain dari surganya wisatawan yang dikagumi karena keindahan alam, dan kebudayaan yang masih kental ini juga terlihat sangat jelas jika berkunjung disana. Dengan modernisasi yang mendominasi masyarakat saat ini, masyarakat kota di Bali juga memiliki kehidupan modern seperti di kota-kota besar lainnya. 

"Semuanya ada di Bali, mau cari apa saja ada" tutur pak Made, seorang sopir taksi yang membawaku berkeliling. Memang benar kenyataannya, mulai dari tempat wisata alam, pasir pantai, hijau daun pepohonan yang memikat hati wisatawan, Bali juga memiliki banyak pusat perbelanjaan yang menyebar di berbagai tempat. Toko-toko dengan merk brand ternama juga merajalela. Bali bukan hanya surga dengan keindahan alamnya, namun juga surga bagi para shopaholic. Gucci, Dior, LV dan banyak brand-brand yang terkenal dengan harganya yang selangit tetap ramai dikunjungi.

Bali atau yang biasa disebut dengan pulau dewata, berada di bagian selatan indonesia, Bali merupakan tempat wisata yang paling banyak diminati oleh wisatawan, baik mancanegara maupun wisatawan lokal. Bali terkenal dengan keindahan alamnya yang menawan, ditambah dengan penduduk yang ramah, dan masih sangat kental dengan budaya-budayanya. Matahari seakan menyemangatiku menyambut indahnya pulau dewata, bau dupa dan wanginya bunga-bunga disepanjang jalan, begitu menenangkan jiwa yang penat ini. 

Setiap rumah, toko, maupun hotel, menempatkan sesajen didepan gedung maupun pagar pintu masuk. Dengan ciri khas rumah batu bata, suasana tradisional Bali masinh sangat terasa. Meskipun terdapat banyak juga bangunan metropolitan seperti mall-mall besar, bangunan-bangunan disekitanya masih dengan nuansa tradisional, dan patung-patung yang berada di jalan, bahkan hingga masyarakatnya masih banyak yang menggunakan pakaian tradisional, dengan kembang di sisi telinga mereka, menambah kesan kebudayaan Bali yang masih sangat melekat. Pelayanan masyarakat terhadap wisatawan juga sangat baik. Mereka sudah dilatih untuk dapat berbaur dengan wisatawan, dan sudah dilakukan untuk waktu yang cukup lama sehingga sudah terbiasa.

Minimnya wahana bermain yang tersedia di tengah kota-kota besar Indonesia, membuat keberadan pusat perbelanjaan tak hanya menjadi ruang untuk memuaskan hasrat dalam memenuhi kebutuhan fashion saja, melainkan juga menjadi alternatif ruang menghabiskan waktu liburan bagi masyarakat perkotaan. Berbeda dengan Bali, masyarakat yang tinggal disana baik wisatawan maupun lokal, menikmati indahnya mentari yang menyinari di sisi pantai kuta, pegunungan, dan tempat wisata alam lainnya dan masih meluangkan waktu untuk berkunjung ke pusat-pusat perbelanjaan untuk memenuhi life fashionmereka. 

Seperti di kota-kota besar lainnya, pusat perbelanjaan di Bali selalu ramai oleh pengunjung.  Menariknya, bukan wisatawan mancanegara yang meramaikan, namun penduduk lokal Indonesia sendiri yang bertebaran berburu produk-produk yang tersedia. Bukan lagi bau dupa yang tercium, melainkan bau uang yang bertebaran dimana-mana.

Perkembangan yang terus-terusan terjadi selalu menjadi ketakutan masyarakat, mulai dari pusat perbelanjaan yang mulai mendominasi, keluar masuknya wisatawan dengan kebudayaan beragam seakan menjadi ancaman bagi masyarakat Bali dengan budaya yang masih dimiliki masyarakat. Meskipun belum telihat dengan jelas oleh mata telanjang manusia, pergeseran-pergeseran dapat terjadi kapan saja, apakah surga kebanggaan Indonesia ini dapat mempertahankan kemurniannya dari dunia luar?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun