"Besek Bambu Biodegradable" wadah ramah lingkungan dengan kearifan lokal.
Kalau kita jalan-jalan ke pasar tradisional, hajatan, atau acara-acara syukuran di kampung, pasti nggak asing dengan wadah sederhana yang terbuat dari anyaman bambu.Â
Ya, itulah besek. Benda yang terlihat sederhana ini sebenarnya punya nilai luar biasa, bukan cuma dari sisi budaya, tapi juga dari segi lingkungan.Â
Di era modern ketika plastik masih mendominasi, besek bambu muncul sebagai salah satu solusi ramah lingkungan yang penuh kearifan lokal.
Plastik, Masalah Serius yang Masih Menumpuk
Kita tahu sendiri, sampah plastik itu bandel banget. Sekali diproduksi, butuh ratusan tahun buat terurai.Â
Nggak heran kalau setiap tahun, gunungan sampah plastik makin tinggi.Â
Berdasarkan data Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (SPSN) yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup per 17 April 2025, tercatat ada 33,621 juta ton timbulan sampah per tahun.Â
Dari jumlah itu, sekitar 39,91% tidak terkelola, alias langsung jadi masalah lingkungan.Â
Kalau dihitung, berarti ada 13,417 juta ton sampah per tahun yang nggak jelas nasibnya.
Nah, dari total sampah nasional itu, sampah plastik punya porsi cukup bikin geleng-geleng kepala.Â
Tahun 2025 ini saja, timbulan sampah plastik di Indonesia diperkirakan mencapai 9,9 juta ton, atau sekitar 13,98% dari total sampah nasional.Â
Lebih miris lagi, proyeksi aliran sampah plastik ke laut Indonesia meningkat hingga 30%, dengan jumlah mencapai 800.000 ton.Â