Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Beton Ramah Lingkungan Dari Limbah Keramik: Solusi Konstruksi Berkelanjutan

20 Juli 2025   00:33 Diperbarui: 20 Juli 2025   00:33 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beton ramah lingkungan dari limbah keramik, solusi konstruksi berkelanjutan. (Sumber foto: Jandris_Sky)

Beton ramah lingkungan dari limbah keramik, solusi konstruksi berkelanjutan.

Saat ini, dunia sedang menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang makin kompleks. 

Salah satunya adalah persoalan limbah yang tak kunjung usai, termasuk limbah konstruksi seperti pecahan keramik yang sering kali berakhir di tempat pembuangan akhir. 

Tapi, tahukah kamu bahwa limbah keramik ternyata bisa diubah menjadi bahan bangunan yang berguna, bahkan bisa menggantikan kerikil atau pasir dalam pembuatan beton dan paving block?

Ya, keramik bekas yang tadinya dianggap tak berguna, sekarang mulai dilirik sebagai solusi ramah lingkungan dalam dunia konstruksi. 

Selain membantu mengurangi volume sampah, inovasi ini juga mendukung pembangunan berkelanjutan yang makin dibutuhkan di era modern ini.

Limbah Keramik: Dari Sampah Menjadi Sumber Daya

Sebelum masuk ke pembahasan teknis, mari kita pahami dulu apa itu limbah keramik. 

Limbah ini berasal dari sisa produksi keramik, ubin pecah, potongan wastafel, kloset rusak, hingga hasil bongkaran bangunan yang tidak bisa dipakai lagi. 

Kalau dibuang begitu saja, tentu bisa menumpuk dan mencemari lingkungan.

Namun, berkat inovasi dan penelitian, limbah ini ternyata bisa dihancurkan dan digunakan kembali sebagai agregat kasar atau halus dalam campuran beton. 

Agregat adalah bahan utama dalam beton yang biasanya berupa pasir, kerikil, atau batu pecah. 

Nah, pecahan keramik yang sudah dihancurkan bisa menggantikan sebagian bahan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun