Budidaya burung puyuh jadi andalan ketahanan pangan alternatif masa depan: usaha ampuh, hasilnya penuh.
Dalam upaya menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan, masyarakat Indonesia mulai melirik berbagai sumber alternatif untuk mencukupi kebutuhan protein hewani yang terjangkau, sehat, dan berkelanjutan. Salah satu yang kini mulai naik daun adalah budidaya burung puyuh.
Meski berukuran kecil, burung puyuh menyimpan potensi besar untuk menopang kemandirian pangan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat, terutama di tingkat rumah tangga.
Budidaya burung puyuh memiliki keunggulan yang menjadikannya pilihan menarik bagi peternak pemula. Dengan skala kecil sekalipun, usaha ini tetap menjanjikan hasil yang konsisten.Â
Kami, sebagai peternak pemula skala rumahan, telah memulai langkah kecil ini dengan memelihara 20 ekor burung puyuh di kandang sederhana yang kami bangun di belakang rumah.Â
Setiap hari, dengan pemberian pakan berupa konsentrat, burung puyuh kami menghasilkan rata-rata lima butir telur. Hasil ini cukup stabil dan menjadi bukti bahwa beternak puyuh bukanlah pekerjaan sia-sia. Salah satu daya tarik utama dari beternak burung puyuh adalah siklus produksinya yang cepat.Â
Burung puyuh mulai bertelur pada usia sekitar 6 minggu dan bisa terus memproduksi telur setiap harinya, tergantung pada kualitas pakan dan perawatan.Â