Blip..blip... bunyi suara di handphone saya, lalu muncul chat di whatsapp dari teman lama yang sudah hampir 3 tahun tidak bertemu. Ia mengirimkan pesan untuk janjian makan siang bareng di Sarinah.
Ya, Sarinah adalah ikon baru ibukota yang baru saja diresmikan beberapa waktu yang lalu. Dan ajakan teman untuk maksi (makan siang) ini merupakan kali kedua saya mengunjungi Sarinah.
Seperti kali pertama berkunjung ke Sarinah, demikian juga sekarang. Tempat parkir selalu menjadi kendala, penuh sesak - sehingga harus berkali-kali keliling agar bisa dapat tempat parkir.
Karena waktunya makan siang, maka  hampir semua tempat makan penuh sesak. Di foodcourt nya ada soto betawi yang enak, tapi berhubung penuh para pengunjung, kami tidak kebagian tempat. Akhirnya memilih tempat makan yang agak sepi sekedar melepas lapar dan untuk ngobrol.
Obrolan dimulai dari apa saja yang dilakukan selama masa pandemi, membicarakan masalah-masalah hangat yang ada belakangan hari ini seperti kisah polisi sambo hingga oknum anggota DPRD di Palembang yang memukul wanita. Teman saya mengatakan wanita bukan dibogem mukanya harusnya di elus katanya. Saya hanya mesem-mesem saja. Dalam hati pikiran saya melayang apakah tidak ada laki-laki di kota Palembang yang bisa diajak baku pukul, sehingga muka wanita jadi sansak.
Akhirnya tibalah saatnya teman saya menghentakkan pikiran saya dengan mengatakan bahwa korupsi itu ada seninya. Wah, ini menarik - ekspresi ingin tahu yang amat sangat ternyata di tangkap oleh teman tadi dengan mengatakan: kamu kaget kan, korupsi saja bubtuh seni.
Dia dengan semangat menjelaskan dengan rinci apa yang dimaksudkannya dengan seni melakukan korupsi, sehingga boleh saya ringkas menjadi tiga saja.
Pertama, ia mengatakan bahwa korupsi itu benar-benar sebuah tindak kejahatan yang keji sama bobotnya dengan menghilangkan nyawa manusia. Pernyataan ini sama dan sudah banyak didengar. Tidak ada yang istimewa.
Kedua, ia mendefinisikan korupsi seperti ini. Contoh: kamu mendapatkan sebuah proyek untuk katakanlah membuat jalan, biaya semua sudah dihitung katakanlah 100 juta, lalu kamu menambahkan profit sebesar 30 juta. Sehingga total semua biaya proyek adalah 130 juta.Â
Tetapi saat kamu mengerjakan proyek itu biaya yang kamu habiskan untuk membuat jalan hanya 50 juta, sedangkan 80 juta sisanya kamu nikmati beserta oknum pejabat.Â