Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Keuntungan Punya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tandingan

29 Maret 2022   19:34 Diperbarui: 29 Maret 2022   19:36 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberitaan mengenai dr. Terawan memenuhi semua ruang  pemberitaan dan juga ruang privat di grup-grup WA.

Semua senada menyuarakan bahwa keputusan yang dibuat oleh komite etik IDI kurang tepat.

Bahkan saat ini menjadi trending topic tag #saveterawan, ajakan untuk mendukung dr. Terawan kembali bisa menjadi anggota IDI dan tidak dipecat. Atau keputusan itu dianulir.

Semua orang memuji keberhasilan yang sudah diraih oleh dr. Terawan selama ini, bahkan ada yang coba menghitung bisa mencapai 40.000 orang yang sudah merasakan metode "cuci otak" atau DSA yang dipopulerkan oleh beliau.

Dari mulai petinggi-petinggi republik ini yang merasakan kebaikan tangan dr. Terawan hingga orang biasa yang coba untuk menyambung umur menyaksikan orang  yang dicintainya lebih lama lagi.

Saya berpikir, setelah mencerna semua informasi itu.

Tidaklah seseram yang dibayangkan. Karena dr. Terawan bisa benar-benar kehilangan haknya untuk menjadi dokter jika Konsil Kedokteran Indonesia menarik izin prakteknya. Memang disana ada rekomendasi mungkin dari IDI.

Jadi peluang dr. Terawan untuk bisa terus melakukan praktek masih sangat terbuka lebar sekali.

Yang menjadi pertanyaan dalam hati adalah, apakah ada terawan-terawan lainnya yang memperoleh "perlakuan" seperti ini, tetapi karena mereka bukan siapa-siapa harus menerima vonis yang mungkin tidak adil.

Jika memang ada, maka solusi  penting untuk mengatasi kejadian ini dikemudian hari adalah  membuat atau membentuk organisasi profesi dokter yang baru diluar IDI.

Saya memiliki kepercayaan bahwa status satu-satunya yang disandang oleh IDI kurang mendukung untuk kemajuan profesi dokter, karena lebih dari satu itu lebih baik.

Cobalah kita tengok kehidupan sehari-hari, jika katakanlah di kota ditempat kita tinggal hanya ada satu-satunya toko yang menjual daging.

Maka langsung bisa dibayangkan betapa sengsara dan butuh upaya yang besar untuk sekedar makan daging. Karena penjualnya hanya 1 toko saja.

Yang pasti, pelayanan yang diberikan oleh toko itu kepada konsumennya tidaklah bagus, karena kecenderungan kalau monopoli maka pelayanan tidak menjadi bagian penting mempertahankan penjualan.

Andaikan ada 2 toko yang menjual daging dikota itu, maka pelayanan toko yang pertama pastilah langsung membaik, bila tidak maka ia akan ditinggalkan oleh pelanggannya yang pindah ketoko yang kedua.

Analogi ini kita coba bawa kedalam asosiasi profesi dokter. IDI sudah lama menjadi satu-satunya wadah para dokter.

Pertanyaannya adalah, apakah pelayanan IDI sebagai institusi kepada para "pelanggannya" yakni para dokter sudah memuaskan?.

Tentu yang bisa menjawab adalah para dokter sendiri.

Selanjutnya keuntungan apa atau perbaikan apa yang akan diperoleh jika ada asosiasi baru diluar IDI.

Banyak sekali, pertama, para dokter punya pilihan untuk masuk asosiasi yang mana, ini terlihat remeh tetapi bisa memilih itu adalah hakekat dari manusia yang merdeka.

Kedua, kepentingan-kepentingan para dokter akan lebih diperhatikan, karena asosiasi  bersaing untuk melayani dan memperjuangkan kepentingan para dokter yang tergabung dibawah naungannya. Ingat, persaingan menumbuhkan kebaikan dan kemajuan.

Ketiga, secara tidak langsung akan memberikan efek kepada dunia kesehatan Indonesia untuk menjadi efisien dan mampu bersaing di era ini.

Masih ingat dengan keinginan pemerintah untuk membuat layanan kesehatan kelas dunia, sehingga penduduk kita tidak perlu berobat keluar negeri lagi dan mampu menarik orang-orang diluar untuk berobat ke Indonesia. Salah satunya adalah jika dokter-dokter yang merawat pasiennya lebih baik dari sekarang, dan itu merupakan salah satu peran dari asosiasi profesi.

Semua keuntungan bila membentuk asosiasi profesi dokter yang baru itu menjadi nyata bila dieksekusi, tanpa diwujudkan ia hanya tetap menjadi angan-angan.

Mari para dokter anda semua ditantang untuk menjadi pioner mewujudkan ini, yang mungkin sudah lama diinginkan.

Dukungan rakyat dan para politisi di senayan tidak bisa karena semua hanya penonton - hanya sebatas mendukung tidak mengeksekusi, hanya anda yang berprofesi dokter yang bisa memulainya.

Ketika anda memulai maka dukungan pasti akan mengalir dengan deras. Ini momentum, tidak bisa diulang-ulang setiap hari, sekarang atau tidak sama sekali. Semoga

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun