Dalam sebuah seminar, terlontar sebuah pertanyaan: "boleh berapa kali gagal dalam hidup?".
Lalu, si pembawa materi berkata: "sampai dengan engkau menemukan siapa dirimu, baru setelah itu kamu bisa menemukan jalan menuju sukses". Aneh juga. Dari jawaban ini seolah-olah ingin mengatakan bahwa kita gagal karena kita tidak tau siapa diri kita. Masak sih, kita tidak tahu diri kita sendiri siapa?.
Bilamana kita renungkan kembali dengan tenang tampaknya mulai terkuak sedikit demi sedikit kebenaran dari pernyataan ini.
Contoh akan memudahkan kita untuk lebih memahami.
Ada satu orang pemuda yang sangat ingin sekali menjadi pelari maraton, postur tubuhnya bagus, latihannya teratur dan mengikuti modul latihan yang sudah mencetak banyak sekali juara lari maraton tingkat dunia, usia masih memadai untuk mengukir prestasi dan yang paling penting adalah semangat juangnya untuk menjadi juara -- tidak tertandingi oleh teman-temannya.
Tapi malangnya pemuda ini tidak pernah memperoleh satupun medali emas untuk tingkat kota, semua kemenangannya selama ini hanya.. ya.. ukuran kejuaraan kampung saja.
Apa yang salah?. Nasib kah yang kurang beruntung? atau dia harus berlatih lebih lama lagi.
Akan tetapi setelah dipelajari dengan lebih seksama oleh seorang dokter spesialis olahraga, diketahui ternyata  bentuk paru-parunya tidak bisa berkembang dengan sempurna.
Artinya bahwa kemampuan parunya untuk menampung oksigen kurang sekali bila mau dipergunakan untuk berlari maraton. Dokter menyarankan dia untuk berhenti berlatih lari maraton, karena bagaimanapun kerasnya dia berusaha, tidak akan pernah mencapai prestasi yang gemilang.
Setelah ia menyadari apa yang menjadi penyebab kegagalannya, ia berhenti berlatih. Akan tetapi kecintaanya terhadap lari maraton sepertinya sudah menjadi cetak DNA nya. Sehingga tidak mungkin ditinggalkan apalagi diabaikan.