Barter -- adalah cara berdagang orang zaman dulu sekali.Â
Boleh dibilang itu merupakan cara manusia bersosialisasi untuk memperbaiki kualitas hidupnya.Â
Dalam masa "hibernasi" perdagangan saat ini -- konsep ini muncul kembali dalam benak saya. Setelah menyaksikan bagaimana petani sayuran di Malang membagikan panen sayurnya yang tidak bisa terjual kepada orang-orang dijalan.Â
Orang-orang menahan hasrat konsumsinya -- itu merupakan penyebab utama kenapa sayuran itu tidak bisa diserap oleh pasar. Saya selalu mempunyai keyakinan bahwa hasrat itu masih ada -- hanya ditahan saja. Memang orang tidak lagi belanja tas LV atau Hermes seperti dulu -- tetapi mereka tetap berbelanja tas.Â
Kembali pada konsep barter -- kondisi untuk terjadinya adalah kedua pihak harus mempunyai masing-masing produk atau jasa yang saling dibutuhkan. Tanpa adanya kondisi ini, barter tidak mungkin terjadi.Â
Memang sulit sekali kalau untuk diterapkan jika setiap orang harus berkumpul dipasar dan saling menjajakan barangnya untuk dibarter. Berapa besar tanah lapang yang dibutuhkan untuk mempertemukan orang-orang ini. Itu kalau kita masih mempergunakan paradigma lama "zaman barter".Â
Tapi saat ini kita sudah di zaman AI yang menuju ke singularity.Â
Media berupa tanah lapang tempat berkumpul tadi bisa direpresentasikan oleh aplikasi.Â
Aplikasi ini mempertemukan orang-orang untuk melakukan barter. Tetapi model barternya tidak seperti dulu -- langsung antara yang punya barang.
Mereka menawarkan barang nya di "board" - transaksi terjadi di board.Â
Penggunaan board sebagai tempat untuk "meletakkan" barang karena ragam barang yang kita konsumsi dan nikmati hari ini jumlahnya berlipat-lipat kali banyaknya dibandingkan nenek moyang kita melakukan barter zaman dulu. Ini hanya untuk memudahkan saja.Â
Konsep ini paling cepat bisa di aplikasikan oleh jawara-jawara e-commerce kita seperti Tokopedia, Bukalapak, dan lain-lain. Mereka hanya tinggal membuka 1 kanal baru untuk barter.Â
Untuk pengaturan secara administratif tidaklah susah asalkan mau. Ini konsep lama -- kita perbaiki -- agar bisa up to date dengan kondisi saat ini.Â
Saya punya keyakinan bila ini coba dilakukan, pasti akan meningkatkan perdagangan. Asyik juga  merasakan sensasi berbelanja dengan barter -- 30 tahun lalu tidak mungkin dilakukan antara konsumen to konsumen, sekarang sudah bisa dilakukan -- jika mau -- berkat kehadiran tehnologi  artificial intelligence.Â
Sudah bosen naik sepeda jengki -- bisa ditukar dengan sepasang sepatu nike -- wow keren banget rasanya.Â
Yang pasti kalau program "bisnis barter" ini bisa terwujud -- perusahaan ekspedisi pasti akan meningkat volume pengirimannya -- harus menambah pegawai -- akhirnya mengurangi pengangguran. Semoga.