Bullying adalah tindakan yang dilakukan untuk mengintimidasi orang lain. Intimidasi yang dilakukan bisa berupa fisik maupun non fisik. Dengan melakukan bullying kita membuka rantai kebencian satu sama lain. Bullying kerap menjadi topik yang hangat akhir-akhir ini. Banyak tindak bullying yang terjadi, diantaranya kasus Audrey, murid membully guru di Gresik, dan lain-lain. Bullying sangatlah mengandung image negatif, tapi apakah bullying dapat dilakukan dengan syarat tertentu?
Jawabannya adalah boleh, tapi harus mengikuti beberapa hal dibawah ini nih,
1. TIDAK BERSIFAT FISIK
Bullying boleh dilakukan, asal hanya di batas verbal. Bullying yang nonverbal/fisik lebih beresiko menimbulkan rasa sakit yang nyata, trauma, dan bisa saja korban sampai mengalami cacat fisik permanen ataupun terbunuh. Hal-hal seperti inilah yang membuat bullying fisik tidak boleh dilakukan.
2. ADA BATASNYA
Setiap orang memiliki batas tertentu untuk menerima bullying verbal. Reaksi beberapa rang berbeda beda ada yang marah, mendendam, menangis, tetap diam, dan ada yang saking terpukulnya hingga menyebabkan tekanan mental hingga ingin bunuh diri. Kita boleh saja melakukan bullying apabila kita tau batasan orang yang kita bully. Misalkan kita membully teman kita, kita sudah tau bahwa dia akan bereaksi jika sudah dibully oleh 4 orang dengan jangka waktu yang terus menerus, artinya kita tidak boleh melewati batasan tersebut saat membully dia. Kita dapat mengetahui batasan seseorang ketika kita pertama kali membully dia sampai bereaksi. Dari situ kita bisa mengetahui batasan orang tersebut. Cara lain untuk mengetahui batasan seseorang adalah hati nurani kita, saya yakin pasti kita bakal merasakan ketika kita sudah over-bullying seseorang dan kita harus langsung stop membully saat itu juga.
3. TAU KONDISI
Ini adalah hal terpenting saat memutuskan mau membully orang. Kita harus tau kondisi fisik dan mental orang tersebut. Tubuh yang kelelahan akan mudah tersulut emosi dan cenderung tidak bisa menilai dengan baik. Mungkin dalam kondisi biasa orang tidak akan marah tapi di kondisi tertentu? Bisa membuat resiko buruk dalam bullying meningkat.
Poin ini sangat harus ditekankan karena banyak sekali kasus bullying dengan skenario dimana korban sebelumnya mengalami kondisi yang fisik atau mental lelah. Tentu tidak lucu ketika kita membully orang lalu besoknya dia bundir kan? Tapi sayangnya ini banyak terjadi, kasus dimana pelaku tidak punya hati untuk menahan diri di kondisi tertentu.
4. SEGERA MEMINTA MAAF
Minta maaflah, apapun kondisinya, entah dia senang saat di bully, marah, ataupun terpuruk. Kata maaf memang sederhana tapi mengandung kekuatan yang besar. Sebuah maaf bisa menghancurkan tembok permusuhan dan api dendam. Dengan meminta maaf kita mengakui pada orang tersebut bahwa kita menyadari perbuatan kita itu kurang benar. Selain itu disela-sela maaf itu kita juga bisa mengutarakan maksud kita (memotivasi, menghibur, mendekatkan diri). Dengan begitu korban dapat menyadari bahwa mereka sangat dipedulikan orang lain. Ini juga bisa menutup siklus kebencian yang kita buat saat di awal kita membully.
BULLYING YANG MENDIDIK
Apakah bullying bisa dijadikan sarana untuk mendidik? Sekarang kita ubah, bagaimana jika kita memang melakukan bullying dengan alasan memotivasi atau berusaha berbaur. Misalnya seseorang memiliki idola tertentu dan dia dalam komunitas tapi tidak terlalu baik dalam berbaur. Kita bisa mengejeknya sedikit sedikit dalam rangka mendekatkan diri padanya.
"Kpop teruss, plastic teruss!!!"
Jika kalimat ini dilontarkan pada kpopers, mereka biasa bereaksi dan dari sana kita bisa mengajak ngobrol dia, awalnya saling ejek, jadi dekat, siapa tau endingnya pacaran ya kan? Dengan kata lain, bullying membuka jalan menuju percakapan.