kompasiana.com - Kabupaten Kubu Raya. Suasana Pondok Pesantren Bin Baz Al-Mukaromah, Kampus 2, Sabtu (19/07/2025), dipenuhi semangat membara. Ratusan santri SMP kelas 9 mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Santri (LDKS) dengan antusias luar biasa. Tak tanggung-tanggung, Pelajar Islam Indonesia (PII) Kalimantan Barat diundang langsung menjadi pengisi utama dalam kegiatan inspiratif ini.
Mengusung semangat membina generasi emas berdaya saing tinggi, PII Kalbar tampil dengan formasi lengkap yang mengusung nilai kepemimpinan Islami, kecakapan berpikir kritis, hingga motivasi untuk meraih prestasi. Ketua Umum PW PII Kalbar, Reski Legianto, membuka sesi pertama dengan materi Kepemimpinan dan Manajemen yang dikemas hangat dan komunikatif.
“Pemimpin itu bukan soal jabatan, tapi tentang keberanian mengelola diri sendiri lebih dulu,” tegas Reski. Ia mendorong para santri untuk belajar mengatur waktu, menahan emosi, dan bertanggung jawab atas setiap pilihan. Suasana diskusi berjalan dinamis dengan santri yang aktif bertanya dan berbagi pengalaman.
Selanjutnya, Besirin, mantan Pengurus Pusat Organisasi (PPO) PW PII Kalbar, mengambil alih panggung dengan materi Problem Solving. Gaya penyampaiannya yang tenang namun tajam, membuat para santri hanyut dalam materi. Ia menekankan bahwa kemampuan berpikir solutif adalah kunci menghadapi tantangan masa depan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam skala kepemimpinan sosial.
“Selesaikan masalah, bukan menghindarinya. Di situlah keberanian dan kematangan mental seorang pemimpin diuji,” ujarnya disambut anggukan santri yang mulai memahami esensi dari materi tersebut.
Puncak acara diwarnai dengan penampilan memikat dari Jamaludin, Kepala Bidang Komunikasi Umat PW PII Kalbar. Ia membawakan materi Sukses Studi dan Berani Berprestasi dengan gaya penuh energi dan cerita-cerita inspiratif yang menggugah semangat santri. Dari perjuangan mendapatkan beasiswa hingga membangun prestasi dari daerah, semua ia paparkan dengan lugas dan membumi.
“Gadget itu alat, bukan candu. Jadikan ia jembatan menuju mimpi, bukan penghalang,” ucap Jamaludin lantang, memantik tepuk tangan peserta. Ia juga menyelipkan pesan penuh makna untuk selalu berbakti pada orang tua. “Belajar sungguh-sungguh adalah bentuk cinta kita kepada mereka yang sudah berkorban banyak,” tambahnya, membuat suasana menjadi syahdu.
LDKS kali ini tidak hanya memberikan ilmu, tapi juga membentuk kesadaran baru dalam diri para santri: bahwa menjadi pemimpin bukan lagi impian jauh, melainkan bisa dimulai sejak dini dari diri sendiri. Kegiatan pun ditutup dengan optimisme yang tinggi dari para peserta.
PW PII Kalbar berharap keterlibatan dalam kegiatan ini bisa menjadi bagian dari ikhtiar besar dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara spiritual dan sosial. Dengan semangat Islam dan semangat kepemudaan, para santri Bin Baz diyakini akan menjadi pemimpin masa depan yang membanggakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI