Mohon tunggu...
JAMALUDDIN
JAMALUDDIN Mohon Tunggu... Dosen - Bukan Siapa-Siapa Hanya Manusia Biasa

Let's do today and our future

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ekonomi Sulit (Elit) Vs Issue Viral

25 Agustus 2023   09:55 Diperbarui: 25 Agustus 2023   10:02 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :Dokpri_Kakek Pejuang Ekonomi Keluarga 

Tangerang kota, Kamis 24 Agustus 2023

Senang sekali hari ini mendengar fenomena dan issue viral yang baru ini diperbincangkan oleh warga net sebut saja warga +628 yang maha bijaksana dalam menerima informasi dari berbagai sumber. patut kita acungi jempol bilamana kita bijak dalam menerima informasi dan memfilternya kembali sebelum dishare kepada khalayak ramai.

Lemah memang, dirasakan untuk orang Elit (Ekonomi Sulit) untuk mampu bertahan hidup, memenuhi segala kebutuhan hidup yang tidak bisa ditawar, bila ada penawarnya mungkin lebih memilih namun tidak ada penawarnya.  Makan hari ini untuk   memenuhi rasa lapar dan minum untuk dahaga tidak  bisa ditunda, entahlah sesuatu kebutuhan tidak bisa disubstitusikan dengan apapun. kita ketahui bahwa orang hidup perlu makan dan minum dalam kesehariannya.

Kebutuhan untuk hidup harus terpenuhi setiap harinya, jauh sekali untuk gaya hidup (lifestyle), bicara belanja untuk gaya hidup, fashion, gadget, nyalon dan lain sebagainya. berbeda ya bicara gaya dengan kebutuhan hidup. karena kondisi bukan orang Elit alias Ekonomi Sulit. mungkin keberadaan orang Elit perlu perhatian semua pihak.

Memenuhi kebutuhan hidup butuh perjuangan dan pengorbanan, mungkin kalau anda pekerja harus bangun pagi supaya sampai kantor on time bukan, belum lagi macet dan segudang masalah pekerjaan yang tertunda. nah, saya katakan itu bagian dari perjuangan dan pengorbanan kawan. rela akan segala sesuatu untuk memperoleh kebutuhan hidup.

Bagaimana dalam memenuhi kebutuhan hidup, terutama kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) harga meroket ? huhuhu,,,, sungguh memeras keringat dan pikiran kan ? menghela nafas sejenak dengan mengelap keringat sekejap teringat bahan sembako meroket yang kian tidak menurun! yah namanya me-meroket pasti ke atas dan tidak akan terjadi gejala kapilaritas kebawah seperti air mengalir.

Mengkerut diwajah kakek tua ini, demi menyambung hidup ditengah Elit / Ekonomi Sulit harus berjuang dari pagi buta sampai petang bahkan pulang larut malam untuk mengumpulkan receh demi receh membeli kebutuhan hidupnya belum lagi harga sembako meroket. seandainya saya orang mampu dan berkecukupan niat hati ingin membantu namun apalah daya tangan tak sampai. 

Kestabilan harga belum terjadi beberapa bulan ini pada berbagai jenis sembako, Beras terutama masih diharga tinggi sebelumnya kisaran Rp 9.800/Kg naik di Rp Rp 11.000 hingga Rp 12.000/kg diasumsikan meroket dari Harga Eceran Tertinggi (HET), belum kalau opsionalnya pada beras premium atau super harga lebih dari itu bisa dikisaran Rp 13.500 hingga Rp 14.000,00/Kg dahsyat kan ? bukan main. ini baru satu item sembako jenis beras yang kita makan sehari sehari sebagai makanan pokok.

Lanjut ke item bahan pokok lainnya, seperti telur. adakah yang tidak suka makan telur ? saya termasuk yang suka makan telur loh. dikulkas saya selalu ada bahan pokok satu ini selain praktis memasaknya diyakini pula kaya akan kebutuhan akan protein. lalu bagaimana kondisi harga telur saat ini ? nah, hasil curhatan sebut saja emak-emak ya yang enggan diorbitkan namanya. harga telur saat ini kisaran Rp 33.000,00/Kg dari yang sebelumnya harga variatif mulai dari Rp 25.000 S/d Rp Rp 28.000/kg. bukan main ya naiknya hampir naik kisaran Rp 8.000 S/d Rp 11.000/kg margin yang sangat jauh.Kebutuhan akan protein tidak bisa dihilangkan, meski harga telur tetap meroket.

nah bagaimana dengan issue palusi udara yang 1 bulan ini memenuhi plat form media sosial dan media elektronik serta media cetak? issue ini memang terjadi bisa kita rasakan dalam keseharian apalagi diterik siang hari cuaca teramat panas bisa diprediksi sudah sampai 32 C S/d 34 C belum lagi polusi udara yang kita yakini bersumber dari segala unsur misalkan adanya pembakaran sampah, asap knalpot, penggunaan batu bara dalam industri, efek rumah kaca, dan termasuk sampah atau limbah rumah tangga bagian dari pencemaran udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun