Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kami Menolak Earth Hour 2017

26 Maret 2017   16:42 Diperbarui: 26 Maret 2017   16:47 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Earth Hour 2017 di Jakarta. Foto: suara.com

Hari Sabtu tanggal 23 Maret 2017 seluruh dunia dilaksanakan peringatan "Earth Hour 60+”. Bentuk nyata kegiatannya adalah dengan mematikan lampu selama 60 menit di sejumlah kota besar di Indonesia dan di berbagai belahan dunia. Makna dari hari tersebut adalah mengajak warga dunia untuk menghemat daya listrik dunia dan sebagai aksi kampanye yang menyoroti efek perubahan iklim dunia.

Terkait dengan "Earth Hour 60+” tersebut, belasan juta masyarakat di pedalaman Kalimantan, khususnya di Kalimantan Barat, serta banya kampung, dusun, desa, pesisir di banyak pulau di Indonesia menolak aksi “Eath Hour 60+”. “Kami menolak Earth Hour 60+; aksi ini justru terkesan memperolok kami”. Demikian suara mereka.

Mengapa mereka menolak?

Boro-boro melaksanakan aksi tersebut; wong mereka tidak memakai listrik, he.....

Mengapa tidak memakai listrik? karena tidak ada listrik!

Karena sudah bukan rahasia lagi, pada umumnya di kampong-kampung belum ada listrik. Negara (baca PLN), belum mampu menerangi kampung-kampung.

WWF sebagai pemrakarsa "Earth Hour 60+” tidak perlu berkecil hati karena orang-orang di kampung tidak melakukan aksi "Earth Hour 60+”*   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun