Pulang merupakan sebuah kata indah yang selalu membuatku bergairah. Sebagai seorang perantau, pulang adalah moment yang membahagiakan sekaligus moment yang penuh dilema.
Bertemu keluarga dan sahabat lama memang menyenangkan, hanya saja aku paling tidak suka kalau sudah dilontarkan pertanyaan seputar menikah, usia yang sudah tidak muda lagi, sepupu sudah berkeluarga semua dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan kurang berbobot yang mengusik.
Aku hanya ingin pulang, tidak untuk diinterogasi. Rindu untuk melepas kangen, tidak untuk disidang.Â
Dua kali sudah rencana pulang kampung terurungkan karena teror pertanyaan-pertanyaan aneh itu.Â
Lantas solusi apa yang kalian bisa berikan? Menjodohkanku dengan beberapa orang yang menurut kalian bisa jadi suamiku? Tidak sayang, tidak semudah itu!!
Aku bukan tidak mau mempercepat pernikahan, hanya saja banyak dari kalian yang tidak berhasil dirantau dan pulang membawa bayi kecil yang entah kapan kalian diberikan lisensi untuk bercinta. Lalu apa setelah itu? membebani orang tua lagi untuk membeli susu dan keperluan makluk kecilmu itu??
Mau sampai kapan orang tua kalian dibebani?Â
Aku tidak setega itu untuk membebani orang tua yang sudah sepuh untuk masalah susu bayi, sudah cukup mereka terbebani untuk mengurus aku, jangan bebani lagi untuk mengurus makluk dari rahim ku.Â
Hidup sendiri memang terkadang tidak menyenangkan, hanya saja akan lebih tidak menyenangkan lagi jika pulang kampung dan tidak sukses.
Jadi, aku pasti pulang, hanya saja berikan aku kesempatan untuk sukses.