Mohon tunggu...
Dr. Jafrizal
Dr. Jafrizal Mohon Tunggu... Dr. drh. Jafrizal, MM, Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Sumatera Selatan, Ketua PDHI Sumsel 2016-2024, Praktisi dan Owner Jafvet Clinic, Abdi Negara di Pemprov Sumsel, Dosen Ekonomi Industri dan Agribisnis

Hobinya berfikir, menulis, berkata dan melakukan apa yang telah dikatakan...

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Ujian Bernama Masalah: Jangan Biarkan Masalah Menjadi Masalah

9 Oktober 2025   05:13 Diperbarui: 9 Oktober 2025   05:13 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Lari, Hadapi...


Pernahkah kamu merasa hidupmu penuh dengan masalah yang datang silih berganti?
Kadang baru saja menyelesaikan satu, tiba-tiba datang yang lain. Rasanya seperti berdiri di tengah badai --- angin datang dari segala arah, dan kamu hanya bisa berpegangan pada apa yang tersisa.
Aku pun pernah ada di titik itu. Saat segalanya tampak rumit, jalan keluar tidak terlihat, dan keinginan untuk menyerah begitu kuat. Namun di satu titik, aku belajar satu hal penting: masalah bukanlah musuh, melainkan ujian.
Dan ujian, seberat apa pun, pasti bisa dilewati --- karena Tuhan tidak pernah memberi soal di luar kemampuan hamba-Nya.
Masalah Tidak Untuk Dihindari, Tapi Dihayati
Kita sering ingin hidup tanpa masalah, padahal tanpa masalah, hidup justru berhenti bertumbuh.
Masalah adalah guru kehidupan yang paling jujur. Ia tidak selalu datang dengan wajah ramah, tapi setiap kehadirannya membawa pelajaran yang berharga. Ia memaksa kita berpikir lebih dalam, belajar lebih cepat, dan bertindak lebih bijak.
Aku teringat suatu waktu ketika pekerjaan di kantor berantakan karena miskomunikasi antar tim. Semua saling menyalahkan, suasana menjadi tegang, dan aku hampir ikut larut dalam emosi. Tapi ketika aku duduk diam dan menatap keadaan dengan jujur, aku sadar: masalahnya bukan di orang lain, tapi di kurangnya kejelasan dan keberanian untuk bicara jujur sejak awal.
Sejak saat itu aku belajar bahwa masalah yang dibiarkan akan tetap menjadi masalah, bahkan bisa melahirkan masalah baru. Tetapi ketika kita berani menatapnya, jujur mengakuinya, dan berusaha menyelesaikannya, masalah yang sama berubah menjadi jalan pembelajaran.
Masalah Tidak Pernah Salah Datang
Kita sering bertanya, "Kenapa aku?" saat menghadapi ujian hidup.
Padahal pertanyaan yang lebih bijak adalah, "Untuk apa ini terjadi padaku?"
Karena setiap masalah datang bukan untuk menghukum, melainkan untuk meningkatkan kualitas diri kita.
Seorang atlet tidak akan menjadi juara tanpa latihan yang melelahkan. Seorang petani tidak akan panen tanpa melalui hujan dan terik. Begitu juga dengan kita: tak akan matang tanpa ditempa oleh masalah.
Setiap kali kita berhasil menyelesaikan masalah, kita naik kelas --- bukan di atas kertas, tapi dalam kedewasaan dan kebijaksanaan. Maka benar jika dikatakan: masalah adalah tanda bahwa Tuhan sedang percaya kepada kita.
Kunci: Jujur dalam Menyikapi dan Menyampaikan Masalah
Masalah hanya bisa diselesaikan bila kita jujur.
Kejujuran bukan hanya soal berkata benar, tapi juga tentang berani melihat kenyataan sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita inginkan.
Banyak masalah justru berlarut karena orang takut jujur. Takut disalahkan, takut kehilangan posisi, takut dianggap lemah.
Padahal, kebohongan hanya menunda luka.
Masalah yang ditutupi tidak akan hilang --- ia hanya menunggu waktu untuk muncul dengan bentuk yang lebih besar.
Kejujuran membuka ruang untuk solusi yang benar. Ia mungkin menyakitkan di awal, tapi menyembuhkan di akhir. Sebaliknya, ketidakjujuran terasa aman sesaat, namun berakhir dengan kehancuran.
Menjadikan Masalah sebagai Cermin
Masalah sering kali bukan datang untuk menghancurkan, tetapi untuk menyadarkan.
Ia seperti cermin yang menunjukkan bagian diri kita yang belum beres: ego yang terlalu tinggi, kesabaran yang tipis, atau komunikasi yang lemah.
Ketika kita berani bercermin, kita akan menemukan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar solusi --- kita menemukan siapa diri kita sebenarnya.
Dan dari situlah tumbuh kebijaksanaan.
Aku mulai belajar melihat masalah bukan sebagai batu sandungan, tapi batu pijakan.
Ketika gagal, aku bertanya pada diri sendiri: "Apa yang bisa aku perbaiki?"
Ketika kecewa, aku belajar menata hati dan kembali mencoba.
Dan ketika berhasil, aku tidak lagi sombong --- karena tahu, setiap keberhasilan lahir dari luka yang pernah disembuhkan.
Jangan Lari, Hadapi dengan Hati
Masalah tidak akan hilang kalau dihindari, tapi ia bisa menenangkan diri ketika kita mendekatinya dengan hati.
Hidup tidak menuntut kita untuk selalu menang, tapi untuk terus mencoba.
Tidak semua masalah bisa diselesaikan seketika, tapi semua bisa dilalui bila kita bersabar, berpikir jernih, dan bertindak jujur.
Hidup yang tanpa masalah hanyalah ilusi. Tapi hidup yang berani menghadapi masalah --- itulah tanda seseorang sedang bertumbuh.
Penutup: Naik Kelas dalam Kehidupan
Jadi, jangan biarkan masalah menjadi masalah.
Hadapi dengan hati, selesaikan dengan kejujuran, dan jadikan sebagai ujian yang mengangkat derajat kita.
Ingatlah:
Masalah berat bukan berarti kita lemah, tapi karena kita sedang disiapkan untuk sesuatu yang lebih besar.
Masalah tidak datang untuk menjatuhkan, melainkan untuk menaikkan kelas kehidupan kita.
"Masalah tidak akan selesai dengan disembunyikan, dan tidak akan ringan dengan dikeluhkan. Ia hanya akan reda ketika dihadapi dengan jujur."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun