Selain itu, menurut Imam Al-Ghazali, seorang tokoh agama terkenal pada masa keemasan Islam, kekayaan sejati adalah kekayaan yang dimiliki oleh jiwa. Kekayaan harta hanya bersifat sementara dan tidak bisa dijadikan sebagai tujuan hidup. Kekayaan jiwa, seperti iman, akhlak, dan kebajikan, adalah kekayaan yang abadi dan berkelanjutan.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh DR. KH. Mustofa Bisri atau Gus Mus, seorang ulama dan budayawan terkemuka di Indonesia. Gus Mus menyatakan bahwa kekayaan harta hanya bisa memberikan kebahagiaan sementara, namun kekayaan jiwa bisa memberikan kebahagiaan yang abadi. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk memperkaya jiwa kita dengan iman, ilmu, dan amal yang baik.
Selain itu, dalam Islam juga dikenal konsep sedekah yang sangat dianjurkan untuk membagikan kekayaan harta kepada orang yang membutuhkan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261, "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Ustaz Abdul Somad, seorang ulama yang populer di Indonesia. Menurutnya, sedekah adalah salah satu cara untuk membersihkan harta dan mengalirkan barokah bagi kehidupan kita. Sedekah juga bisa menjadi bentuk syukur kita kepada Allah atas karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita.
Demikianlah, pengertian kekayaan menurut Al-Quran tidak hanya tentang harta yang bersifat sementara, namun juga tentang karunia Allah yang tidak ternilai harganya. Kita harus bisa membedakan antara kekayaan harta dan karunia Allah, dan menggunakan kekayaan dengan bijak serta bermanfaat bagi orang lain. Kita juga harus berusaha untuk memperkaya jiwa kita dengan iman, ilmu, dan amal yang baik, serta selalu bersyukur atas segala karunia Allah yang telah diberikan kepada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H