Mohon tunggu...
Jacka Roo
Jacka Roo Mohon Tunggu... -

Perempuan conservative, jarang nyisir rambut, sedikit gaya+galak juga seruntulan, yang sok sibuk & senang menulis *ala kadarnya*. Kelahiran Sumatera tinggal di Australia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Banned Import livestock, Australian Farmers Mentally Crisis

5 Juli 2011   15:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:54 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1309877869647700140

Giliran pemerintah Indonesia yang melarang impor sapi dari Australia yang diperkuat dengan mereka yang mendukung para perternak sapi lokal demi menjaga pasar domestik. Berita ini adalah perpanjangan dari terbongkarnya satu dari beberapa rumah jagal yang terekam dan disiarkan di salah satu stasiun TV di Australia akhir Mei lalu dalam program Four Corners. Siaran tersebut sangat heboh karena sebelum dipotong, sapi tersebut ada yang diguyur secara deras dengan pipa air, ditendangi, diinjak-injak dan ada yang dicambuki. Secara pribadi saya yang kebetulan menonton tayangan itu jadi terkesima. Memang tidak manusiawi juga tidak binatangawi. Dikatakan "In the name of HALAL" karena kebetulan Indonesia mayoritas muslim. Kemungkinan salah seorang tim jagal yang diwawancarai tidak bisa memberikan penjelasan yang baik dan masuk akal maka isu tersebut panjang sampai kemasalah agama serta menimbulkan pertanyaan besar, "is that the way Islam slaughter their cattle?" Setelah penayangan penjagalan brutal tersebut pemerintah Australia banned (melarang) ekspor sapi ke Indonesia didukung dengan WWF serta mendapat sorotan masyarakat dunia sampai-sampai cross check ke negara muslim di Timur Tengah. Bodohnya lagi pemerintah Australia dibawah kepemimpinan Julia Gillard tidak mampu melakukan diplomasi yang baik dengan pemerintah Indonesia. Main larang saja, hampir tiap hari TV - TV di Australia mempertajam masalah tersebut bahkan dengan solusi yang kurang apik, bukannya mengarah ke win win solution. Salah satunya adalah untuk mengirim ekspor daging beku. Australia pikir seluruh masyarakat Indonesia punya lemari pendingin (kulkas)?! Iklim Indonesia yang tropis tidak memungkinkan menyimpan bahan beku berlama-lama tanpa lemari pendingin. Serta kebiasaan masyarakat Indonesia yang makan makanan fresh bukan makanan beku yang olahan siap saji yang dimasukkan oven/grill/microwave. It won't solve the problem! Sekarang saat pemerintah Indonesia banned impor sapi Australia, pemerintah Australia kewalahan. Negara sampai mengeluarkan kocek lebih dari AU$ 33 million sebagai kompensasi untuk para peternak. Karena nilai tersebut jauh dari nilai ekspor (AU$320 Million) sejak dimulainya perdagangan sapi 20 tahun yang lalu dimana lebih dari 6.5 million ternak dikirim ke Indonesia. Banyak para peternak sapi Australia yang stress secara mental, karena jumlah sapi yang mereka miliki tidak bisa dijual di pasar lokal karena harga sapi turun drastis. Sampai ada seorang peternak sapi asal Austalia Barat yang ingin membunuh dengan menembaki 3000 ekor sapinya karena tidak mampu memberi makan ternak mereka. Untuk menjual dengan harga sangat murah saja sangat tidak mungkin bagi mereka, karena dibutuhkan bayaran bagi para pekerja dalam penggiringan sapi, sewa transportasi, biaya bahan bakar, dsb yang tidak sebanding. Krisis mental ini menambah tekanan bagi pemerintah, mau tidak mau pemerintah mengeluarkan dana lagi untuk pelayanan konsultasi dan terapi mental yang tidak cukup hanya sekali. Dampak lainnya adalah stock market turun drastis dan protes dari pasar bursa. Andai saja seusai penayangan tersebut pemerintah Australia segera melakukan diplomasi dengan pemerintah Indonesia dengan mendatangkan ke Indonesia salah seorang menteri/pejabat dari department of Agriculture dan ikatan penjagal muslim di Australia untuk mengadakan kerja sama dalam memberikan bimbingan dan penjelasan pemotongan yang manusiawi tapi tetap sesuai dengan syariah Islam mungkin saja kejadiannya tidak seperti sekarang ini, artinya kemungkinan pemerintah Indonesia tidak melarang impor sapi dari Australia. Jangan mencak-mencak dan heboh dikandang sendiri. Toh abattoirs (rumah jagal)  yang diketahui melakukan cara yang kejam tersebut hanya 6 dari 200 lebih rumah jagal yang menerima sapi Australia. Pengiriman sapi bisa terus dilakukan ke rumah jagal lainnya selagi ke 6 rumah jagal bermasalah tersebut diberi pendidikan pemotongan yang baik. Jadi tidak memukul rata bahwa pemotongan hewan secara Islam di Indonesia itu kejam. Selidiki, analisa masalah, diskusikan, dan solusi terbaik untuk kedua belah pihak. Sekarang Argentina Siap untuk menyediakan kebutuhan akan sapi untuk Indonesia, harga kemungkinan lebih mahal karena pengiriman sangat jauh harus menyeberangin samudera Atlantik. Sebenernya ini masalah politis dalam negeri Australia, sejak pemerintahan Julia Gillard (Labor party) yang menang dari pemilu yang lalu tidak memiliki cukup suara untuk menang, Labor berkoalisi dengan Green party. "Being GREEN" segala sesuatu yang berbau lingkungan hidup, binantang, alam, dsb menjadi sorotan utama. Jika Labor ingin tetap eksis di pemerintahan maka harus mendukung Green, sesuai dengan kesepakatan politik mereka. Masalah politik domestik yang panas sejak "Carbon Tax" ditambah masalah luar negeri yang berdampak pada ekonomi Australia menjadi nilai tambah negatif buat Labor dalam sejarah memimpin negeri Kangguru. Pemerintah yang berkuasa tidak memikirkan dampaknya ke masyarakat yang penting masa pensiun nanti jatah rumah, mobil, uang pensiun yang besar tetap jalan. Itulah asyiknya bagi mereka yang punya jabatan dipemerintahan, dimana saja sama mengalirnya. Hanya caranya saja yang beda, ada yang elegan ada yang seruntulan. (fp) *Image: hasil googling **To share, please do not leave the original author of this post, means: put my name down!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun