Mohon tunggu...
Jack Soetopo
Jack Soetopo Mohon Tunggu... -

Pensiunan Tk Becak, berasal dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara yang kini tinggal di Denpasar, Bali.\r\nemail jacksoetopo@gmail.com, jack.soetopo@facebook.com or Please dial (571) 306-1588 or tinggalkan Pesan...................\r\ndiscoveramericaindonesia.blogspot.com\r\njacksoetopo.newsvine.com\r\nā€ What we think determines who we are. Who we are determines what we do. The actions of men or women are the best interpreters of their thoughts.ā€\r\nOur Thought determine our destiny. Our destiny determines our legacy.By John Locke.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa yang Anda Lakukan Mempengarui Orang Lain?

2 September 2011   13:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah benar demikian? Sebagai seorang yang dibesarkan di Asrama, sejak bayi, saya secara pribadi tidak pernah merasakan privasi, semua di lakukan secara bersama, mulai dari sembayang, makan, tidur, bermain, maupun belajar. Jadi tanpa sadar karakter hidup saya terbentuk dari kebersamaan yang ada, setelah saya di umur yang belia sekitar 13 tahun harus, meninggalkan semuanya dan mengikuti perintah dan hidup 10,000 km dari negeri Indonesia, saya sangat shock, dan bingung sekali. Kehidupan yang 180 derajat berbeda dengan apa yang saya alami, mulai dari bahasa, tingkah laku, sampai cara berpikir. Setiap kali, tentunya sebagai anak dan juga anak Indonesia, saya menyalahkan apa yang saya telah lakukan, banyak pertanyaan yang selalu berlari2 di otak saya. Seperti, Apakah saya telah lakukan sehingga saya harus terpisah dari saudara2 saya di Indonesia? Mengapa saya harus menjalani kehidupan seperti ini? Mengapa saya merasa dibuang? Apakah karena saya dulunya nakal? Apakah saya suka berantem? Apakah Ibu Asrama, dan Bapak tidak ingin saya disana? Apakah Bapak dan Ibu angkat tida ingin saya tinggal di rumah mereka? Pemikiran ini terus berlangsung, sehingga saya menulis, banyak menulis, membuat saya tidak dapat memiliki keinginan untuk mendekat dengan siapapun. Bahkan kepada keluarga yang menampung dan membantu saya selama di AS, saya tidak merasa ingin dekat, saya banyak berdiam diri. Walaupun keluarga di sana, saya akui sangat mengasihi saya, dengan cara mereka mendidik gaya Amerika. Yaitu dengan motto, " Apa yang anda lakukan itu mempengaruhi orang lain." " Harus belajar bertanggung jawab terhadap semua perbuatan yang anda lakukan." "Semua membayar apa yang dilakukan." Selama sekolah sampai mendapat pekerjaan sebagai tukang becak, membuat saya terkenal sangat keras, menunjunjung tinggi Privasi, Tanggung Jawab, Kerja Keras, Selesaikan pekerjaaan dari awal sampai akhir, Bersihkan semua yang dipakai, Kembalikan semua alat2 yang dipakai seperti baru. Tidak pernah mengeluh. Tidak pernah Manja. Katakan salah itu salah, benar itu benar. Tidak ada yang selamanya abadi. Hidup tidak pernah ada ikatan bathin, hanya profesional saja. Jangan pernah menunjukan kelemahan. Jangan pernah menyerah. Bangkit!!!!, bukan soal jatuhnya di hitung, tetapi berapa kali bangkitnya. Ingat Tidak ada yang mengingin kan mu. Tidak ada yang merindukan mu. Yang ada apapun yang kamu lakukan akan mempengaruhi orang lain. Kasih dan Sayang itu pelajaran yang paling sulit. Yang ada adalah Duty and Honor. Saya mendapat kesempatan menyalurkan kefrustrasian dan kerisauan yang ada di benak saya, sejak muda kehidupan yang paradox antara kasih, kekeluargaan, tragedi, terbuang, perasaan bersalah, yatim piatu, tersingkir, diasingkan, tempat saya menimba ilmu membantu saya membuka dan menggunakan potensi saya yang saat itu saya tidak mengetahui bahwa saya memilikinya. Dimana akhirnya saya menjadi apa yang ada sekarang ini, banyak mengatakan the unknown, faceless, the nameless tukang becak. Hanya Duty and Honor. Seperti Samurai, di jaman Shogun Jepang. Dari tour saya kemana2 selama ini, terutama menikmati kembali kehidupan di Indonesia, dan hidup di hutan2 belantara Irian Jaya, yang sekarang di kenal dengan Papua. Membuat paradox di hati dan pikiran saya begitu cocok. Antara hukum rimba dan kemanusiaan. Antara ajaran Allah, dan kebencian manusia terhadap sesamanya. Antara tantangan membuka lahan baru dan keindahaan Hutan tropis. Antara kebengisan nyamuk2 dan ketamakan manusia2 dengan kasih ibu. Keindahaan dan kepolosan kehidupan di pulau Bali, yang di sebut Surga di Bumi. Kebencian antar manusia di Gaza, Palestina. Kemalasan manusia di sudut jalan di Washington DC. Keharmonisan hidup antara tradisionil dan kehidupan Modern di Tokyo, Jepang. Kekakuan dan Kecurigaan Manusia di Moskow, Prague, Beijing dan Peking, China. Sampai akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri di Somalia, dimana Surga dan Neraka bertemu. Di Somalia, dimana kekayaan dan keindahan gurun pasir, tepi samudera Hindia bertemu, dan mata2 anak2 dan ibu yang kosong dan hampa. Kelaparan yang di buat manusia, karena ketamakan dan kegilaan manusia untuk berkuasa, saling membunuh. Dimana antara hidup dan mati tidak ada bedanya. Dimana antara Kepercayaan dan Tidak tidak berbeda. Antara kasih dan benci memiliki wajah yang sama. Membuat saya berpikir, apakah apa yang selama ini kita lakukan benar2 mempengaruhi orang lain? "Achh...... Jack, anda terlalu banyak berpikir, anda sudah menjadi semakin tua, dan lemah sekarang. Ingat Jack, anda hanya seorang tukang becak, faceless, dan nameless. No one care about you, Ingat ... nobody.... You have to figure it out yourself." It's not what they can do for you, Its, what you can do for them, the one, who dont have a voice, the one, just like you. the one, who left behind. the one, who unwanted. Jack Soetopo, from Mogadhisu

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun