Mohon tunggu...
Jabal Sab
Jabal Sab Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Kepala Bidang Informasi di Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh

Menulis untuk berbagi pengetahuan, menulis untuk perubahan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Transformasi Digital dan Aspek Pembangunan Manusia

5 Desember 2022   02:20 Diperbarui: 5 Desember 2022   02:47 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Hi-Tech. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tansformasi digital adalah adopsi teknologi digital oleh suatu organisasi untuk mendigitalkan produk, layanan, atau operasi non-digital. Tujuan implementasinya adalah untuk meningkatkan nilai tambah melalui inovasi, penemuan, pengalaman pelanggan atau efisiensi. 

Transformasi digital juga bermakna integrasi teknologi digital ke semua area bisnis, yang secara mendasar mengubah cara kita beroperasi dan memberikan nilai kepada pelanggan. Ini juga merupakan perubahan budaya yang mengharuskan organisasi bisnis di era sekarang untuk terus mengubah kebiasaan lama, bereksperimen, dan berani menghadapi disrupsi.

Salah satu konsekuensi dari transformasi digital adalah munculnya era ekonomi digital yang dimulai dalam dua dekade terakhir atau milenium kedua (2000'an). Ekonomi digital adalah keadaan yang menggambarkan bagaimana kegiatan ekonomi tradisional: produksi, distribusi dan perdagangan, sedang diubah oleh teknologi Internet, World Wide Web, dan blockchain. Ekonomi digital dikenal sebagai Ekonomi Internet, Ekonomi Web, Ekonomi Kripto, dan Ekonomi Baru. 

Ekonomi digital terus menggantikan dan memperluas ekonomi tradisional. Praktiknya dapat kita lihat dari  miliaran transaksi online harian antar individu, organisasi bisnis, lembaga pendidikan/nirlaba, melalui perangkat komputasi terdistribusi: server, laptop, smartphone, dll yang diaktifkan oleh Internet, World Wide Web, dan teknologi blockchain . Ekonomi digital berkembang pesat menjadi Internet of Things (IoT). Semuanya tidak akan terjadi apabila peradaban manusia hari ini tidak tidak mengenal internet. 

Ekonomi digital didukung oleh penyebaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di semua sektor bisnis untuk meningkatkan produktivitasnya. Transformasi ekonomi digital mengubah gagasan konvensional tentang bagaimana bisnis disusun, bagaimana konsumen mendapatkan barang dan jasa, dan bagaimana negara perlu beradaptasi dengan tantangan peraturan baru. Pekerjaan masa depan, terutama sejak pandemi COVID-19. 

Pandemi  berdampak pada perkembangan ekosistem ekonomi digital. Semakin banyak orang sekarang bekerja secara online, dan dengan peningkatan aktivitas online yang berkontribusi pada ekonomi global, perusahaan yang mendukung sistem Internet menjadi lebih menguntungkan.

Becky Frankiewicz di The Economist menulis bahwa transformasi digital adalah soal talenta manusia dan bukan sebatas soal teknologi. Kita bisa saja membeli teknologi apapun, tapi kemampuan kita untuk beradaptasi terhadap masa depan yang mengalami digitalisasi bergantung pada bagaimana kita membangun generasi masa depan yang menguasai skill dan menggali setiap potensi yang ada. Dengan dunia yang berubah dan transformasi digital menjadi realitas yang semakin dekat dengan kita, sudah saatnya kita mengembangkan generasi muda yang siap untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan.

Transformasi Digital di Indonesia 

Nilai ekonomi digital di Indonesia meningkat sebesar 11 persen dari US$40 miliar di 2019 menjadi US$44 miliar di 2020. Berpotensi naik lagi menjadi US$124 miliar di 2025. Jumlah tersebut diproyeksikan akan menjadi yang tertinggi se-Asia Tenggara. Skor Literasi Digital Indonesia pada Global Innovation Index (2020) adalah 3,47 dari skala 5,00.

Dalam 15 tahun ke depan, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital (atau 600 ribu talenta setiap tahunnya) untuk mendukung agenda transformasi digital. Formasi talenta digital ini akan lebih didominasi oleh generasi milenial yang sedang dalam usia produktif. Ini peluang besar bagi generasi muda untuk mengambil kesempatan. Saat ini 14 persen atau sekitar 9 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah bermigrasi menjadi UMKM digital.

Secara ekonomi, teknologi digital secara mendasar telah mengubah proses produksi dalam industri 4.0. Perdagangan ritel melalui e-commerce telah berkembang pesat di Indonesia. Kita mungkin adalah salah satu user atau bahkan seller dari startup e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan yang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun