Pemahaman terhadap teosofi
Teosofi biasa disebut juga dengan ilmu Tuhan. Ilmu berusahan menjembatani ilmu agama dan ilmu pengetahuan untuk menjawab segala pertanyaan dan fenomena didunia. Dalam artian teosofi menjadi sebuah sarana bersambungnya ilmu agama dengan pengetahuan manusia terhadap pertanyaan pertanyaan didunia ini. Termasuk pergerakan yang dilakukan beberapa orang untuk mencapai sesuatu.
Teosofi sendiri memiliki dampak positif dan negative dalam pergerakannya di Indonesia selama ini. Teosofi merupakan sistem filsafat yang bertopang kepada pengalaman batiniah dan mistik secara lebih terperinci. Teosofi tidak saja berhubungan dengan ketuhanan, tapi juga kearifan, kehidupan alam roh dan juga alam gaib.
Paham ini menganggap bahwa semua agama itu sama telah ada sejak lama. Setiap agama diposisikan memiliki kebenaran yang sama, semua menjanjikan kebaikan, membawa keselamatan, mengajarkan kehidupan penuh kasih sayang, dan sebagainya. Pemahaman ini pada giliran selanjutnya menafikan kebenaran absolute dari sebuah agama demi mencapai kehidupan bersama yang toleran.
Dan akhirnya gerakan teosofi menjadi sebuah penghubung antara ilmu timur dan ilmu barat dalam menyatukan pemikiran pemikiran dan menjadi cikal bakal pluralism di Indonesia.
Pergerakan nasional dan teosofi
Munculnya Nasionalisme dapat dikaitkan dengan gerakan Teosofi. Dalam gerakan Teosofi tampak ada upaya untuk menyerap nilai-nilai budaya barat demi mengangkat budaya asli yang tidak bisa ditinggalkan, meskipun keduanya tidak dapat disamakan. Sehingga timbul sikap saling menghargai dan menghormati.
Paduan keduanya itulah yang pada akhirnya menimbulkan sesuatu yang baru, dimana salah satunya bermuara pada munculnya Nasionalisme. Watak Nasionalis ini pada masanya menimbulkan ide menciptakan lembaga tandingan yang mengarah pada gerakan nasionalisme nonkooperatif. Salah satunya lahirnya PNI.
Pergerakan pergerakan nasional tidak dapat dipisahkan dengan teosofi ini. Ilmu agama menjadi sangat kental di Indonesia sejak dulu kala. Oleh karenanya teosofi menjadi penyambung pergerakan nasioanal dengan pemikiran barat di Indonesia.