Mohon tunggu...
Izzathi Lintang Khinanti
Izzathi Lintang Khinanti Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Tertarik dengan isu-isu sosial, terutama dibidang politik, pendidikan, dan budaya literasi. Suka Membaca Buku dan Menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agama Itu Candu: Muslim Indonesia Mabuk Agama

25 Juni 2025   19:14 Diperbarui: 25 Juni 2025   19:14 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Umat Muslim Indonesia (Sumber: Pinterest)

Apa itu Agama? Jika ditanyakan kepada orang-orang, mayoritas akan menjawab "sebuah keyakinan yang dianggap benar dan ada disisi Tuhan". Manusia mempunyai banyak keyakinan dan kepercayaan, semuanya bebas memilih apa yang ingin diyakini dan tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Tapi adakah sebuah agama yang mematikan unsur berpikir kritis dan cara berpikir rasional dan berkesadaran manusia? Jawabannya, tidak ada. Loh.., kenapa? Bukankah agama hanya bagian dari spiritualitas dan tidak bisa dijelaskan secara kritis dan rasional? Kenapa bisa mematikan?

Apakah ada yang salah dengan agama yang diyakini" oleh hampir mayoritas masyarakat?

Negara yang katanya itu demokrasi dan toleransi pun punya beragam akidah unik dalam beragama, saking uniknya bisa membuat seseorang menjadi mabuk seperti meminum Alkohol. Negara Indonesia darurat spiritualitas yang akibatnya hilang makna sesungguhnya "Apa Arti Agama Untukku?", padahal media massa banyak menyebutkan kalau "Indonesia adalah Negara Paling Beragama" padahal, mereka tidak takut Tuhan dan sering membenarkan pelanggaran.

Karl Marx (Sumber: Pinterest)
Karl Marx (Sumber: Pinterest)

"Agama adalah candu bagi masyarakat. Ia adalah desahan makhluk yang tertindas, hati dari dunia yang tak berhati, dan jiwa dari kondisi kita yang tak berjiwa". - Karl Marx

Opium agama adalah penenang yang mematikan daya pikir kritis dan rasional masyarakat indonesia. Kenapa begitu? Apakah kalian tidak asing dengan sebuah ungkapan yang sebenarnya miring tapi dipakai oleh banyak orang yang pasrah dan menyerahkan diri akan keadaannya seperti;

"Uang tidak dibawa mati", "Buat apa belajar? Toh, lebih baik berdoa dan perbanyak sholat, rezeki sudah ada yang ngatur", "gapapa miskin yang penting masuk surga". Jadi, apakah orang-orang yang memiliki segala hal yang disebutkan oleh mereka akan masuk neraka? Sementara mereka yang melarat akan masuk surga? dan pola pikir tersebut sudah berkembang biak bahkan melahirkan banyak generasi penganut pola pikir sempit seperti itu, berharap lebih tanpa usaha lebih.

Dalam Islam, fenomena mabuk agama didefinisikan sebagai Ghuluw. Faktornya adalah kebodohan yang tidak rasional seperti hanya memahami setengah tapi merasa sudah mengerti segalanya, berpikiran sempit dan merasa sudah paling benar diantara yang lainnya, selain itu fanatisme yang berlebihan sampai membutakan kesadaran dalam diri. Di Indonesia, fenomena ini sering sekali terjadi tanpa disadari bahkan dianggap baik dan termasuk jajaran yang pasti "masuk surga". Mereka sudah denial dengan apa terjadi sebenarnya di dunia nyata, miris sebenarnya, tapi apalah suara kebenaran akan selalu kalah dengan suara kebodohan.

Mengapa mayoritas masyarakat tersebut adalah muslim dan seorang pemeluk Islam.

Apakah Islam salah? Tidak, agama tersebut tidak salah dan sudah sempurna. Tapi yang harus dibenarkan adalah pola pikir penganutnya yang sering salah meyakini dan terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa dipikirkan secara mendalam. Padahal, Islam tidak melanggar seseorang menjadi kaya tapi melarang seseorang menjadi kufur. Mengapa sering banyak disalah artikan jika miskin akan masuk surga dan kaya akan ke neraka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun