Mohon tunggu...
Rizki Sari Wahni Lubis
Rizki Sari Wahni Lubis Mohon Tunggu... -

| Freelancer | Social Worker | Mandarin Teacher | Content Writer | Full Time Daughter, Sister, and a Friend | 📧 izkielubis@ymail.com | Ig: @izkielubis | "Menulislah, tinggalkan jejak untuk dikenang" |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edukasi | Peran Orangtua Dalam Membentuk Karakter Anak

8 Juli 2018   14:41 Diperbarui: 9 Juli 2018   13:58 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi orangtua adalah kebahagian tersendiri bagi pasangan menikah yang sudah memiliki anak, sebab tidak semua pasangan menikah langsung mendapatkan anugrah untuk memiliki anak. Seiring tumbuh kembang anak sejak bayi hingga beranjak dewasa, peran asuh orangtua sangat dibutuhkan dalam membentuk karakternya, terlebih saat anak mulai diperkenalkan mana yang baik dan buruk untuk kehidupannya.

Sayangnya, masih banyak orangtua yang terkadang melalaikan peran dan kewajiban mereka pada anak karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Anak sering dijadikan nomor dua dalam kehidupan setelah pekerjaan. Contoh, banyak orangtua yang terbiasa pergi bekerja di waktu subuh disaat anak masih tidur, dan pulang ke rumah saat anak sudah terlelap. Kadang orangtua juga lupa menemani anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah, dimana saat seperti itu nilai moral bisa diterapkan dan dicontohkan langsung pada anak.

Piaget dan Kohlberg (Dariyo, 2004),[1] menyatakan orang tua mempunyai peran besar bagi pembentukan dan perkembangan moral anak. Tanggung jawab orang tua dalam menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan budi pekerti. Nilai keagamaan juga penting diberikan kepada anak sejak dini agar membekas di dalam hati.

Pendidikan karakter oleh orangtua akan menentukan seberapa jauh proses anak menjadi lebih matang dan memiliki komitmen yang akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku saat dewasa. Anak diharapkan memiliki hidup dengan kejujuran, kedermawanan, kesederhanaan, dan mampu menentukan bagaimana melihat dunia di sekitarnya, seperti memandang orang yang tidak sama dengannya, berbeda status sosial, suku, agama, ras dan latar belakang budaya. Keluarga juga dapat mendukung dalam mengembangkan konsep awal mengenai keberhasilan dalam hidup atau pandangan apa yang dimaksud dengan hidup berhasil, serta cita-cita apa yang ingin diraih di masa depan.

Zubaedi,[2] secara terperinci menyatakan terdapat sepuluh cara yang dapat dilakukan orangtua untuk melakukan pengasuhan yang tepat dalam rangka mengembangkan karakter yang baik pada anak, yaitu:

1.  Menempatkan tugas dan kewajiban orang tua sebagai agenda utama.

2.  Mengevaluasi cara orangtua dalam menghabiskan waktu saat bersama anak.

3.  Menyiapkan diri menjadi contoh yang baik.

4.  Membuka mata dan telinga terhadap apa saja yang sedang dihadapi anak.

5.  Menggunkan bahasa karakter. Orang tua perlu menjelaskan pada anak apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan beserta alasannya.

6.  Memberikan hukuman dengan kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun