Mohon tunggu...
Izhar Maliki
Izhar Maliki Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemuda bersemangat yang ingin memajukan pendidikan dan infrastruktur di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Memajukan Pembangunan Nasional Dengan Iptek

18 April 2014   08:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32 3704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno. Salah satunya dalam pembuatan kapal yaitu kapal Pinisi dan juga pembuatan candi-candi besar di Jawa yaitu candi Borobudur. Tetapi perkembangan iptek baru dimulai sejak masa kolonialisme (abad 17 - 20 M), dimana saat itu Belanda yang menjajah Indonesia mengembangkan ilmu pengetahuan seperti ilmu tanaman dan ilmu kemaritiman. Selain itu juga dalam pengembangan dan pembangunan teknologi seperti dibidang bangunan dan transportasi. Dalam masa pengembangan dan pembangunan tersebut, Belanda juga memberi pembelajaran kepada para kaum ningrat di Indonesia yang dimana mereka dipekerjakan sebagai teknikal dan juga pembantu insinyur Belanda dalam membangun bangunan maupun transportasi tersebut.



Orde Lama

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, perkembangan iptek semakin meningkat disebabkan era globalisasi pasca Perang Dunia II. Presiden Soekarno menyadari bahwa sebuah bangsa yang besar dan maju pasti memiliki sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang iptek. Atas dasar itu dia membuat kebijakan berupa pengiriman mahasiswa Indonesia keseluruh dunia yang menghasilkan insinyur-insinyur andal dibidangnya, salah satu insinyur tersebut yaitu Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Selain mengirim mahasiswa keseluruh dunia, Presiden Soekarno juga membentuk lembaga-lembaga dibidang iptek, yaitu :

1. BATAN (lembaga ini dahulu bernama Lembaga Tenaga Atom atau LTA yang dibentuk pada tahun 1958)

2. LAPAN (lembaga ini dibentuk pada tahun 1963)

3. LIPI (lembaga ini dibentuk pada tahun 1967 yang menampung semua tugas LEMRENAS dan MIPI yang sebelumnya sudah dibubarkan)

Orde Baru

Pada masa orde baru, iptek di Indonesia mengalami puncaknya, hal itu dapat dilihat dalam pengembangan dibidang pengeboran minyak yang menjadikan Indonesia mengalami Oil Booming pada tahun 1970-1980an. Selain itu pemanfaatan dibidang nuklir, Indonesia tidak kalah jauh dari negara-negara barat yang notabenya pengguna nuklir yang kapasitasnya sangat besar. Pemanfaatan itu berupa teknologi nuklir kedokteran, pangan dan kelistrikan. Bahkan di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara yang pengembangan nuklirnya sudah maju dibandingkan negara lain sekawasan.. Di masa kepemimpinanan Presiden Soeharto Indonesia menjadi negara yang tumbuh dengan ekonomi diatas rata-rata 7%. Hal itu menjadikan pengembangan riset dibidang iptek mendapat porsi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang sangat besar. Dan dimasa beliau juga Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dibentuk pada tahun 1974, lembaga ini dibentuk untuk melengkapi lembaga-lembaga sebelumnya yang sudah di buat pada orde baru yang berfokus pada ilmu pengetahuan. BPPT sendiri berfokus pada kajian-kajian teknologi yang nanti hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Reformasi

Setelah Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1998, ekonomi Indonesia menjadi jeblok. Inflasi yang mencapai 160 % dari PDB menyebabkan Indonesia mengalami hiperinflasi. Akibar krisis moneter tersebut banyak ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang bekerja dimana mereka belajar di luar negeri. Selain itu porsi untuk anggaran pengembangan riset dibidang iptek juga berkurang. Akibat berkurangnya porsi anggaran tersebut maka setelah reformasi berbagai pengembangan riset dibidang iptek mengalami kemandegan.

Tetapi semenjak krisis kredit rumah yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2008, Indonesia mulai mengalami peningkatan ekonomi yang dibarengi dengan peningkatan pengembangan riset dibidang iptek. Terlebih lagi para pelajar Indonesia yang mengikuti Olimpiade Internasional baik itu dibidang ilmu pengetahuan atau sains maupun dibidang teknologi. Selama olimpiade-olimpiade tersebut Indonesia selalu menyumbangkan medali baik itu emas, perak dan perunggu, bahkan menjadi juara umum di olimpiade bidang sains.

Berkat meningkatnya prestasi pelajar Indonesia di acara bergengsi tersebut, maka dengan begitu pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pendidikan & Kebudayaan maupun Kementerian Riset & Teknologi mengambil kebijakan dengan menambah porsi anggaran untuk pengembangan iptek di Indonesia.

Selain prestasi yang ditorehkan oleh para pelajar Indonesia di kancah internasional, insinyur-insinyur Indonesia juga tak kalah jauh prestasinya. Prestasi tersebut dalam bentuk alat yang nanti sangat berguna bagi kemaslahatan bangsa Indonesia. Para insinyur tersebut ada yang berhasil mengembangkan mobil listrik, kereta (listrik dan diesel), pesawat terbang (pesawat komersil dan yang sedang berlangsung pesawat tempur), kapal laut (angkut atau patroli), roket dan juga alat-alat medis. Dengan kata lain, bangsa kita ini sebenarnya bangsa yang sudah memiliki sumber daya manusia yang andal. Tetapi karena perkembangan iptek yang menurut saya masih “terseok-seok” menjadikan pemerataan dalam bidang iptek ini harus dilakukan secara simultan. Karena bagaimanapun juga bangsa kita ini mampu bersaing dengan bangsa lain yang ipteknya sudah dua langkah lebih maju dari bangsa kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun