Mohon tunggu...
Izha TunNisa
Izha TunNisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Geografi- Universitas Negeri Malang

Hobinya merajut asa menggapai cita untuk masa depan yang gemilang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Texcol, Model Pembelajaran yang Mengintegrasikan 3 Kekuatan

14 Desember 2023   22:32 Diperbarui: 14 Desember 2023   23:34 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Malang, 14 Desember 2023- Texcol, model pembelajaran yang mengintegrasikan tiga model pembelajaran, yaitu team based learning, experiential learning, dan collaborative learning, yang insyaAllah akan diterapkan oleh penulis di salah satu SMA Negeri yang ada di kabupaten Pinrang. Model pembelajaran ini dinilai efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, terutama dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaboratif.

Pada pembelajaran Texcol, guru memulai dengan menyajikan materi pengantar sebagai gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru memberikan pertanyaan pemantik untuk merangsang siswa berpikir dan mendiskusikan materi yang telah disampaikan. Setelah itu, guru menjelaskan materi secara lebih mendalam dengan menggunakan media presentasi.

Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas yang berbeda-beda. Pada kegiatan team based learning, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada kegiatan experiential learning, siswa melakukan praktik langsung untuk memahami materi yang dipelajari. Pada kegiatan collaborative learning, siswa berkolaborasi dengan kelompok lain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Berikut adalah contoh penerapan model pembelajaran Texcol pada materi posisi strategis Indonesia dan potensi sumber daya alamnya:

  • Pendahuluan: Guru menyajikan materi pengantar dengan penayangan video youtube tentang posisi strategis Indonesia dan potensi sumber daya alamnya. Guru juga memberikan pertanyaan pemantik untuk merangsang siswa berpikir dan mendiskusikan materi yang telah disampaikan.
  • Team Based Learning: Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok besar. Setiap kelompok membawa sumber daya alam berupa makanan yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Setiap kelompok harus membawa sumber daya alam yang berbeda dari kelompok lain. Peserta didik berdiskusi tentang mengapa sumber daya alam yang mereka bawa dapat tumbuh di sekitar tempat tinggal mereka dan apa perbedaan sumber daya alam yang mereka bawa dengan sumber daya di tempat lain misalnya diferensiasi sumber daya alam di dataran tinggi dan rendah. Peserta didik mempresentasikan hasil temuan mereka di depan kelas.
  • Experiential Learning: Setelah presentasi peserta didik memakan hasil bawaan kelompok mereka dan saling bertukar makanan dengan kelompok lain. Selanjutnya peserta didik diarahkan ke Kebun buah Sekolah untuk melakukan identifikasi sumber daya alam dan pengelolaannya dengan tepat. Peserta didik diarahkan untuk membuat eco enzyme dan pupuk organik dari sisa sayur dan buah. Peserta didik mencatat dan merefleksikan apa yang mereka praktikkan selama pembuatan eco enzyme dan pupuk organik. Setiap kelompok diberi penugasan untuk membuat poster tentang eco enzyme dan pupuk organik.
  • Collaborative Learning: Setiap kelompok dibagikan lembar artikel berita tentang kasus Sumberdaya alam yang kurang diberdayakan. Peserta didik mendiskusikannya secara berkelompok. Kemudian hasil diskusi tiap kelompok akan di review oleh kelompok lain. Perwakilan dari tiap kelompok memaparkan hasil temuannya di depan kelas.

Model pembelajaran Texcol dinilai efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pembelajaran yang menunjukkan bahwa siswa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi yang dipelajari jika siswa dapat menerapkan pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa juga menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaboratif.

Berikut adalah beberapa keunggulan model pembelajaran Texcol:

  • Mendorong siswa untuk aktif belajar: Model pembelajaran Texcol melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga berdiskusi, melakukan praktik, dan berkolaborasi dengan kelompok lain.
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaboratif: Model pembelajaran Texcol mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkreasi, dan berkolaborasi. Hal ini penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di abad 21.
  • Meningkatkan hasil belajar siswa: Model pembelajaran Texcol telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran Texcol dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran dan tingkat pendidikan. Model pembelajaran ini dapat menjadi alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun