Pesebakbola yang beragama Islam di Eropa kian banyak. Tak terkecuali di liga sepak bola Inggris. Seiring banyaknya pesebakbola yang beragama Islam yang bermain di liga Inggris, federasi dan operator liga pun meningkatkan toleransi kepada ummat Islam yang bermain di sana. Contohnya Blacburn Rovers yang tahun lalu mengizinkan ummat Islam di sekitar kota Blackburn untuk menggunakan stadion mereka sebagai tempat melaksanakan sholat Ied pada saat hari raya Iedul Fitri.
Selain Blackburn, Chelsea juga baru saja menggelar agenda buka puasa bersama di Stanford Bridge. D'Blues bahkan menjadi premier pertama yang menggelar buka puasa bersama di stadion mereka. Sungguh indah melihat pemandangan yang bisa melebur dan menimbulkan kedamaian yang haqiqi. Namun kedamaian ini dicapai bukan dengan cara yang mudah dan instan.
Toleransi kepada ummat Islam di daratan Britania Raya dibangun dengan susah payah dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu sosok yang berperan itu adalah bintang Liverpool, Mohammed Salah.
Mohammed Salah tak sekedar pemain sayap yang piawai mencetak gol, namun kapten tim nasional Mesir itu juga bisa disebut sebagai duta Islam di belahan dunia bagian barat. Nyatanya, berseragam Liverpool tahun 2017 bukan pertama kali Mohammed Salah menginjakkan kaki di Inggris. Pria kelahiran 1992 itu sudah pernah berlaga di sepakbola Inggris setelah didatangkan oleh Chelsea tahun 2014 silam. Namun karirnya di Chelsea tak berjalan lancar. Mohammed Salah hanya jadi pemain yang selalu "dipinjamkan". Â
Tepat pada Februari 2015 Chelsea meminjamkan Mohammed Salah ke klub Italia, Fiorentina sebelum akhirnya memulai karir cemerlang bersama klub seri Y.A lainnya  yaitu AS Roma.
Setelah tak beruntung di Stanford Bridge, Mohammed Salah menemukan keuntungan terbaiknya bersama Srigala Roma. Datang sebagai pemain pinjaman, Iluphi yang puas dengan performa Mohammed Salah akhirnya menyodorkan kontrak permanen kepadanya.
Skill olah bola yang kian meningkat, Mohammed Salah pun diboyong ke Inggris. Kali ini oleh Liverpool. Meski dihantui kegagalan di Inggris ketika berseragam Chelsea, Mohammed Salah dengan percaya diri mencoba peruntungan ke dua nya di Inggris. Ia yakin kalau kualitasnya sudah cukup untuk bersaing  di liga paling populer di dunia ini.Â
Bukan lagi dipandang sebagai pemain gagal, pemain yang mengawali karir profesional di El Mokawloon itu menjadi kebangkitan Liverpool. Pemain yang mengidolakan Mohammad Ali ini mencapai puncak performanya ketika berseragam The Red. Ia pun menjadi pemain terbaik Liverpool di bulan pertamanya. Penampilan Mohammed Salah berhasil menambal lubang yang menganga di lini depan Liverpool setelah ditinggal Philipe Coutinho ke Barcelona tahun 2018.
Musim 2017-2018 Mohammed Salah melengkapi Roberto Firminho dan Sadio Mane yang sudah lebih dulu mengisi lini depan The Red. Membangun koneksi yang luar biasa dengan Firminho dan Mane, Salah tampil sangat memukau.Â
Kecepatan dan ketajamannya di depan gawang membuat pertahanan lawan kocar-kacir. Dengan cepat Mohammed Salah jadi lumbung Liverpool musim tersebut. Ia bahkan menyabet gelar individu sebagai pencetak gol terbanyak selama liga Inggris dua musim berturut-turut, yaitu 32 Â dan 22 gol. Tak hanya itu, ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik liga Inggris tahun 2018. Mohammed Salah bahkan mengantarkan Liverpool berbuka puasa gelar liga Inggris musim 2019-2020.