Mohon tunggu...
iyaz rizla
iyaz rizla Mohon Tunggu... -

Iyaz Rizla, Kegiatan sehari-hari ibadah, kerja, belajar untuk menjadi seorang ENTREPRENEUR, kumpul sama temen-temen, dan sekarang punya hobby baru yaitu MENULIS (blogging). Salam NGEBLOG. .!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Konversi Gas” Ibarat Bom Waktu

20 Juli 2010   10:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:44 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika mendengar tabung gas yang pertama kali terbayang dalam benak rakyat kecil adalah ledakan. Tak salah memang, karena akhir-akhir ini banyak peristiwa meledaknya sebuh tabung gas, yang pada akhirnya membuat teror tersendiri pada sebagian masyarakat kecil.Bagi rakyat kecil penggunaan kompor gas merupakan suatu hal yang baru, mereka terbiasa menggunakan kayu bakar dan minyak tanah yang pada dasarnya tidak mempunyai resiko.

“Sekarang jangankan mencari kayu bakar mencari minyak tanah saja susahnya minta ampun, kalaupun ada harganya mahal” tutur pak Masdi, warga nelayan di daerah cirebon. Pernyataan ini memang masuk akal bagi saya untuk memahami rasa takut mereka tentang tabung gas, pak Masdi sendiri sempat menjual tabung gas pemberian pemerintah karena tidak bisa memakainya dan takut meledak. Pada akhirnya dengan terpaksa pak Masdi membeli kembali tabung yang dia sudah jual untuk dipakai.

Ironis memang karena tabung gas yang sering meledak adalah tabung LPG 3 kg yang merupakan program pemerintah dalam mengkonversi penggunaan minyak tanah beberapa tahun yang silam.

Tabung LPG 3 kg yang dibagikan gratis kepada masyarakat, pada awal pembagiannya sebenarnya banyak menuai kontroversi bagi masyarakat, DPR, maupun pihak-pihak lain. Alasannya program konversi ini kurang sosialisasi, minyak tanah sudah membudaya di masyarakat dll. Walaupun mengalami banyak tekanan, pemerintah masih terus melanjutkan programnya untuk melakukan konversi. Setelah program ini berjalan , akhirnya sebagian besar masyarakat mulai legowo untuk menerima keputusan pemerintah.

Berbagai masalah yang timbul dalam pelaksanaan program konversi minyak tanah ke LPG ini berlangsung hingga sekarang dengan masalah baru seperti kelangkaan akan gas, harga yang terus naik, sehingga banyak kalangan yang merasa dikecewakan, karena program ini baru saja dilakukan, ditambah dengan sejumlah deretan-deretan kejadian meledaknya tabung gas menambah daftar panjang jeleknya pelaksanaan program kebijakan pemerintah tersebut.

Kalo kita lihat lebih dalam sebetulnya maksud dan tujuan pemerintah memberlakukan program tersebut itu sangat baik, karena dengan melakukan konversi dari minyak tanah ke LPG akan menghemat subsidi BBM dan bisa mengarahkan subsidinya ke sektor lain, tinggal bagaimana pemerintah mampu menyiasati sisi buruk konversi tersebut secara bijak untuk menghilangkan paranoid masyarakat akan penggunaan tabung gas, hmmm.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun