Mohon tunggu...
Muthiatul AuliaHidayah
Muthiatul AuliaHidayah Mohon Tunggu... Mahasiswi

Saya suuuuukaaaa bgt sama anak usia 0-4 tahun😁😁😁

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Agar Tercapainya Stimulasi Anak di TK

25 September 2025   08:30 Diperbarui: 25 September 2025   09:09 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa kanak-kanak merupakan periode emas bagi perkembangan seorang individu. Di Taman Kanak-kanak (TK), anak-anak sedang berada dalam tahap tumbuh kembang yang pesat, baik dari segi fisik, kognitif, sosial, maupun emosional. Oleh karena itu, stimulasi yang tepat sangat penting agar potensi mereka dapat berkembang secara optimal.

Pertama, stimulasi dapat dicapai melalui kegiatan bermain yang terarah. Bermain merupakan dunia anak, dan melalui permainan mereka belajar mengenal konsep baru, melatih imajinasi, serta mengembangkan keterampilan sosial. Guru TK dapat menyediakan berbagai jenis permainan edukatif seperti puzzle, balok susun, permainan peran, hingga kegiatan di luar ruangan yang melatih motorik kasar.

Kedua, stimulasi anak juga bisa dilakukan melalui pembelajaran kreatif. Anak-anak usia TK cenderung senang bereksplorasi dengan warna, suara, dan bentuk. Kegiatan menggambar, menyanyi, menari, hingga bercerita dapat membantu melatih daya imajinasi sekaligus kemampuan bahasa mereka. Guru dapat memberikan variasi kegiatan sehingga anak tidak cepat bosan, namun tetap mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan.

Ketiga, stimulasi emosional dan sosial tidak kalah penting. Guru maupun orang tua perlu menciptakan suasana yang hangat, penuh kasih, serta mendukung anak untuk berani mencoba. Melatih kerja sama, berbagi, dan menghargai teman menjadi bagian dari stimulasi yang akan membentuk karakter anak sejak dini.

Contoh Kegiatan Stimulasi di TK
1.Motorik Kasar: permainan estafet, melompat dengan satu kaki, meniti garis, atau bermain bola bersama.
2.Motorik Halus: menggunting kertas, meronce manik-manik, melipat origami, atau menempel gambar.
3.Bahasa dan Kognitif: mendengarkan cerita lalu menjawab pertanyaan sederhana, bermain tebak-tebakan benda, atau menyusun huruf dan angka.
4.Sosial-Emosional: bermain peran seperti "berbelanja di pasar", diskusi kelompok kecil, atau kegiatan berbagi makanan dengan teman.
5.Kreativitas: melukis dengan jari, membuat kolase dari bahan bekas, bernyanyi bersama, atau membuat drama mini.

Terakhir, stimulasi akan lebih maksimal jika ada kerja sama antara guru dan orang tua. Komunikasi yang baik memungkinkan adanya kesinambungan antara kegiatan di sekolah dan di rumah. Dengan begitu, anak-anak mendapat pengalaman belajar yang konsisten dan terarah sehingga tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, kreatif, dan mandiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun