Mohon tunggu...
Intan WahyuPermana
Intan WahyuPermana Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Guru di Banyuwangi

Menulis adalah hobi, membaca sebagai syarat. memiliki wawasan adalah hasil.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Leisure Economy ala Nadiem

30 Oktober 2019   08:19 Diperbarui: 30 Oktober 2019   08:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyuwangi, Beberapa waktu yang lalu Presiden Joko Widodo beserta Wakil Presiden KH. Maruf Amin telah mengumumkan jajaran kabinet yang akan membantu kerja beliau selama lima tahun mendatang. Banyak wajah-wajah baru yang masuk kabinet hingga menumbuhkan optimisme rakyat bahwa sosok-sosok baru ini mampu menjadi penyegar dan visioner mengikuti perkembangan zaman.

Rakyat yang beberapa waktu bertanya-tanya tentang pos-pos kementrian dengan dibumbui kabar-kabar hoax di jagad media berisi "Daftar Nama Menteri"  atau Hoax kelas atas dengan  mengirim file PDF lengkap dengan tanda tangan Presiden. Hari rabu kemarin teka-teki itu terjawab sudah, Presiden dan Wakil Presiden telah mengumumkan jajaran Kabinet Indonesia Maju (begitu sebutanya) sambil duduk di pelataran istana negara.

Jika kita kilas balik perjalanan politik dalam masa kampanye dan debat pemilu yang lalu, Presidien Joko Widodo begitu bersemangat menggaungkan ekosistem digital menyambut revolusi industri 4.0. beliau menyebutkan nomenklatur-nomenklatur ekosistem masyarakat digital, kota digital, artificial intelegent, big data, advance robotic, dan pengoptimalan bonus demografi.

Dari nama-nama menteri yang telah diperkenalkan, ada satu sosok yang namanya sering diperbincangkan publik yaitu adalah pendiri Startup Gojek Nadiem Makarim. Penunjukan Nadiem Makarim menjadi menteri Pendidikan sepertiya sebagai pengejawentahan persiapan pembangunan Sumber daya manusia dalam rangka persiapan bangsa menuju revolusi industri 4.0.

Presiden Joko Widodo dalam pidato pelantikanya juga menyampaikan bahwa pengembangan sumber daya manusia sebagi prioritas pembangunan pada periode kepemimpinanya yang kedua ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim termasuk kloter pertama paket kejutan yang datang ke Istana menggunakan setelah putih hitam keesokan hari setelah pelantikan presiden.

Sebagai praktisi pendidikan saya sangat menyambut baik tokoh muda yang dimiliki Indonesia sekaligus penggagas Start up yang sudah menyandang status Decacorn Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuatu yang baru dan tidak umum bagi saya dimana pak Nadiem ditunjuk menteri dengan usia 35 Tahun itu.

Sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentu sangat banyak pekerjaan-pekerjaan yang butuh langkah kongrit untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang terampil dan siap kerja. Tingginya angka penganguran di tanah air menjadi tantangan tersendiri yang harus segera diubah menjadi pekerja yang kreatif.

Bonus demografi membuat penduduk yang produktif usia kerja sangat melimpah sedangkan masyarakat yang tidak produktif lebih kecil. Akan muncul lini bisnis baru yang bisa diciptakan sendiri oleh seseorang bahkan dari dalam rumah sekalipun. Hal ini bisa juga disebut sebagai masyarakat  leisure economy atau ekonomi kreasi.

Pada era digital 4.0, setiap manusia akan kian dekat dengan mesin yang canggih sebagai kompetitor pencarian pekerjaan. Nadiem Makarim, pemuda berusia 35 tahun yang saat ini dipundaknya terdapat amanah menjadi menteri pendidikan dan Kebudayaan. Saya berharap pada kepemimpinannya mendatang, banyak inovasinya yang turut serta mensukseskan pembangunan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun