Mohon tunggu...
Iwan Kodrat
Iwan Kodrat Mohon Tunggu... wiraswasta -

Jangan berdiri dibelakangku, aku tak mau diikuti Jangan Berdiri didepanku, aku tak mau mengikuti Berdirilah disampingku, kita melangkah bersama.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jokowi Penggal Rasa Nasionalisme Bangsa Anak-anak SMK

31 Mei 2014   08:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mudah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kebangsaan di negeri ini, apalagi terhadap anak-anak muda yang memang masih ingin mencari jati diri. Apalagi di era globalisasi saat ini, anak-anak muda bangsa ini selalu disuguhi berbagai budaya asing melalui hiburan televisi maupun akses internet.

Rasa nasionalis dan bangga terhadap negara sendiri, biasa akan muncul dari peristiwa besar yang memang sudah lama dirindukan. Atau munculnya satu tokoh yang mampu memberikan semangat nasinalisme dan rasa cinta kebangsaan.

Tapi apa yang terjadi, ketika karya anak bangsa yang mampu meningkatkan rasa bangga dan nasionalisme kepada bangsa negara hanya dimanfaatkan sesorang untuk menaikkan pencitraan diri dan ambisimerebut kekuasaan jabatan?

Pastilah bukan saja rasa kecewa dan sakit hati yang timbul, namun secara psiklogi, juga akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemimpin dan elit politik. Akan ada pemikiran semua pemimpin dan elit politik berprilaku sama, akan melakukan apa saja demi mencapai ambisi dan tujuan meskipun itu harus mengorbankan rakyatnya. Yang akhirnya akan membuat krisis kepercayaan terhadap pemimpin dari anak-anak bangsa yang mempunyai bakat dan kemampuan berkarya.

Masih ingat dengan karya anak-anak SMK Solo yang sempat heboh beberapa waktu lalu?

Kita tentu tidak dapat melupakan begitu saja kisah kemampuan anak-anak pelajar dari Kota Solo yang mampu merakit sebuah mobil.  Bahkan mobil bernama ESEMKA itu akan diwujudkan sebagai mobil nasional.

Andai terwujud ini sangat membanggakan dan menumbuhkan rasa cinta akan tanah air yang begitu besar.

Heboh mobil Esemka karya anak-anak SMK di kota Solo ini berawal daricalon presiden yang diusung PDI-P, Partai NasDem, PKB, Hanura, PKPI, Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat Walokota Solo. Jokowido secara tiba-tiba muncul di pemberitaan secara nasional, baik media cetak maupun elektronik mengganti mobil dinasnya dengan mobil Esemka yang belum memilki syarat-syarat yang sah sebagai kendaraan umum.

Jokowi tidak memperdulikan kritik dari berbagai kalangan dengan niatnya itu dan tetap menjadikan mobil ESEMKA sebagai mobil dinasnya, meski belum memiliki uji emisi dari Balai Termodinamika Motor dan Propulis (BTMP), Serpong Tangerang. Semakin dikritik, Jokowi semakin banyak dukungan dari seluruh lapisan masyarakat karena dianggap tengah memperjuangkan karya besar dari pelajar SMK. Bahkan, Jokowi membuat pernyataan di media massa bertekad akan memperjuangkan karya pelajar SMK itu agar diakui baik di tingkat nasional maupun dunia.

Betapa waktu begitu besarnya rasa nasionalisme rakyat Indonesia tergalang. Rasa bangga dengan kemampuan anak-anak muda bangsa ini begitu besar. Semua orang sempat berfikir bahwa kemampuan anak-anak SMK ini akan memutus ketergantungan masyarakat Indonesia atas kebutuhan mobil buatan jepang dan eropa.

Sejak saat itu lah, media massa secara masif memberitakan Jokowi dan mobil ESEMKA. Pemberitaan yang begitu gencar berdampak angin segar bahwa di tengah kondisi bangsa Indonesia yang larut akan barang-barang impor, ternyata anak-anak bangsa negeri ini ini masih ada harapan untuk maju dan terus membangun mengukir prestasi.

Semangat juang yang ditunjukan anak-anak SMK Solo dan Jokowi, akhirnya menarik perhatian para petinggi negeri ini. Para pejabat negara yang tadinya mengkritik akhirnya malu, dan berlomba-lomba memesan mobil ESEMKA. Beberapa di antaranya adalah Bupati Karanganyar, Perusahaan Kelapa Sawit, Menteri Pekerjaan Umum dan masih banyak lagi pejabat negara memesan mobil ESEMKA. Di Lampung sendiri, beberapa kepala daerah dan pejabat dari kalangan PNS juga tak mau ketinggalan. Mereka juga memesan mobil ESEMKA untuk menunjukan bahwa mereka juga bangga dengan kemampuan para pelajar ini.Bahkan ribuan orang dari berbagai kalangan baik kolektif maupun perorangan berbondong-bondong memesan mobil Esemka. Nama Jokowi pun akhirnya terkenal bagai pahlawan.

Tapi siapa sangka, Jokowi ternyata bukan sepenuhnya berniat memperjuangkan hasil maha karya anak-anak SMK Solo itu agar diakui secara nasional maupun dunia.Ada maksud terselubung dari itu semua. Jokowi hanya ingin menaikkan pencitraannya dengan tujuan tertentu.Setelah kisah Jokowi dan mobil ESMKA melambungkan dan membuat namanya terkenal melalui pemberitaan media massa yang begitu masif, Jokowi ternyata punya rencana mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Lantas apa kabar Mobil ESEMKA yang sukses mengantarkan Jokowi duduk di kursi B 1?

Hilang tak berbekas. Jokowi setelah sukses dengan rencananya, pun tak pernah lagi terdengar menyebut mobil itu.Pernyataannya di media massa akan menjadikan mobil ESEMKA sebagai mobil dinasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta pun tidak terbukti.

Jokowi tidak peduli lagi dengan mobil itu. Ia tak pernah mengingat lagi dengan karya besar anak-anak muda yang merupakan harapan bangsa. Ia biarkan saja rasa kecewa dan harapan besar pelajar SMK,  karya besarnya berpotensi menaikkan derajat bangsa di mata dunia. Jokowi tak peduli kekecewaan para pelajar SMK itu akan berbuntut menghilangkan rasa nasionalisme bangsa.

Jokowi hanya peduli dengan bagaimana ambisinya terwujud.Jokowi yang kini sudah terkenal di seluruh Indonesia pun tidak peduli dengan tanggungjawabnya yang belum diselesaikan sebagai Gubernur DKI Jakarta, karena ada ambisi yang lebih besar lagi yakni, Presiden RI. Sama halnya ia tidak peduli dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai Walikota Solo, ketika berambisi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Hilang sudah gegap gempita kebanggaan anak-anak SMK atas karya besarny itu. Hilang sudah rencana besar menjadikan mobil ESEMKA sebagai mobil nasional. Yang ada hanya nama Jokowi dan ambisinya untuk mencapai Presiden RI.

Selamat tinggal Mobil ESEMKA! Selamat tinggalanak-anak SMK Solo yang membanggakan! Teruskan karya besarmu meski tanpa Jokowi. Kami yakin kalian mampu. Suskes

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun