Buku-buku sejarah membawa kita mengenal para sahabat nabi. Mereka adalah para pemuka yang hidup sezaman dengan Nabi Muihammad SAW. Satu diantara sahabat nabi itu adalah Ali bin Abi Thalib.
Ali adalah putra paman nabi yang bernama Abi Thalib. Sang paman begitu besar jasanya bagi perkembangan dakwah serta ajaran yang dibawa nabi yaitu Islam. Abu Thalib adalah seorang pemuka Suku Quraisy yang disegani dan dihormati. Abu Thaliblah yang melindungi dan membela nabi. Kedudukannya yang tinggi dan keberaniannya yang luar biasa dipersembahkan untuk melindungi perkembangan Islam.
Dikisahkan pemuda Ali bermaksud mengakhiri masa lajangnya. Ia pun telah memiliki wanita pujaan yang ingin dijadikan istri. Namun, ia tidak memiliki keberanian untuk melamar sang pujaan hati. Ia merasa malu karena wanita itu tak lain Siti Fatimah, putri kinasih Rasulallah SAW.
Nabi yang mulia mengetahui keadaan ini. Nabi pun memanggil pemuda Ali untuk menghadapnya. Sang pemuda teramat malu. Ia duduk di hadapan nabi dengan kepala merunduk menghadap tanah. "Hai Ali, sedari tadi engkau merunduk saja. Sepertinya ada burung bertengger di kepalamu", kata Rasulallah menggoda. Ali hanya tersenyum tersipu malu.
Ali pun mengutarakan keinginannya untuk memperistri Fathimah. Rasul menerima pinangan Ali yang juga sepupunya itu. Hari pernikahan pun disepakati. Nabi bertanya pada Ali perihal mas kawin yang akan ia bawa.
"Mas kawin berupa apa yang akan kau bawa di hari pernikahanmu?" tanya nabi.
"Aku memilki baju besi, pedang, dan unta" jawab Ali
Selanjutnya nabi memberi nasihat bahwa pedang begitu diperlukan oleh Ali dalam perjuangan membela Islam. Begitu pun dengan unta. Hewan itu diperlukan untuk membantu Ali mengambil air bagi keluarganya. Akhirnya nabi hanya meminta baju besi sebagai mas kawin untuk diberikan pada putrinya.
Pernikahan agung itu pun terlaksana. Siti Fathimah Az Zahra, putri nabi yang mulia, dipersunting Ali bin Abi Thalib. Pasangan suami istri ini hidup dengan bahagia meski jauh dari keberlimpahan harta. Mereka tinggal di pondok sederhana, tak jauh dari kediaman nabi.
Keluarga Ali dikaruniai dua anak lelaki yaitu Al Hasan dan Al Husain. Kedua anak ini tumbuh sebagai anak yang tampan dan sehat. Rasulallah begitu mencintai keduanya. Rasul sering berjalan merangkak dan di punggunnya duduk Al Hasan dan Al Husain.
"Lihatlah, betapa gagah dua penunggang kuda ini", kata Rasulallah. Sahabat Abu Bakar Shidiq yang menyaksikan peristiwa ini mengangguk disertai senyuman.