Begitu terdengar adzan maghrib putri saya, Zainab, bergegas menuju rumah temannya. Ia menjinjing tas berisi botol air minum dan kotak tempat nasi. Bersama tiga orang teman, ia berbuka bersama. Hampir setiap hari hal ini mereka lakukan.
Saat adzan Isya berkumandang, mereka saling samper untuk pergi shalat Tarawih bersama-sama. Zainab dan teman-teman berlarian menuju mesjid menenteng sajadah dan mukena. Riang suara mereka terdengar, menimpali suara sang muadzin.
Zainab bukan satu-satunya. Anak-anak di mana pun melakukan hal yang sama. Bulan Ramadan adalah bulan mulia. Bulan yang penuh dengan kegiatan peribadatan. Di bulan ini, orang tua, anak muda, juga anak-anak berlomba melaksanakan peribadatan. Memakmurkan mesjid dengan melaksanakan shalat fardu, shalat Tarawih dan bertadarus, mengaji kitab suci.
Anak-anak memberi warna tersendiri pada bulan Ramadan. Kehadiran mereka di setiap pelaksanaan shalat Tarawih, takzil di mesjid, dan di kesempatan yang lain, memeriahkan bulan suci. Tidak berlebihan bila dikatakan Ramadan adalah bulannya anak-anak.
Mengajarkan Anak-anak Ibadah
Zainab dan kawan-kawan melaksanakan puasa untuk yang pertama kali. Usia mereka antara 6 dan 7 tahun. Puasa yang mereka jalankan belum utuh. Ada yang puasanya setengah hari. Mengenalkan ibadah puasa kepada anak-anak seusia mereka memilki tantangan tersendiri. Bagaimana membawa mereka mampu menjalankan ibadah wajib ini?
Berikut ini 5 tips mengenalkan ibadah puasa pada anak-anak.
1. Sampaikan kepada anak-anak arti berpuasa. Puasa adalah menahan diri untuk tidak makan, tidak minum dan menahan marah. Sampaikan juga manfaat berpuasa, bahwa puasa selain menjalankan ibadah juga dapat menyehatkan tubuh.
2. Saat menjalankan puasa, jangan memberi beban yang terlalu berat. Bagi yang tidak kuat menahan lapar dan haus boleh berpuasa setengah hari. Namun hari berikutnya harus bisa menahan sampai waktu ashar. Hari berikutnya lagi puasanya harus penuh sampai adzan maghrib.
3. Sampaikan kepada anak-anak untuk makan secukupnya. Ketika berbuka maupun sahur tidak usah makan berlebihan. Makan terlalu banyak dapat membuat perut kembung.
4. Anak-anak didorong untuk makan makanan yang bergizi seimbang. Ketika makan sahur makanlah sayuran dan buah-buahan. Kedua jenis makanan ini berserat tinggi dan mengandung air sehingga dapat membuat tubuh tidak kekurangan air.
5. Ketika waktu berbuka, makanlah makanan yang mengandung karbohidrat untuk memulihkan tubuh yang lemas. Selain itu makanlah makanan yang manis-manis. Hindari minuman bersoda.
Saat menjalankan ibadah puasa, ada kalanya anak-anak mengalami kebosanan. Terlebih saat ini, ketika kegiatan mereka sebagian besar dilakukan dalam lingkungan tempat tinggal. Rasa bosan tak dapat dihindari. Ibadah puasa dirasakan sebagai ibadah yang berat.
Berbagai upaya dapat dilakukan para orang tua. Hal-hal yang sederhana berikut ini dapat membantu menghilangkan rasa bosan pada anak anak:
1. Ciptakanlah suasana yang menyenangkan. Ketika melihat anak-anak kehilangan mood, ajak mereka bermain. Permainan congkak, ular tangga atau ludo bisa menjadi pilihan.
2. Saat sore hari, bawa mereka jalan-jalan di seputar lingkungan tempat tinggal. Bersepeda santai dapat membawa suasana hati anak-anak kembali ceria.
3. Ada baiknya anak-anak diajak bekerja di dapur. Â Beri mereka tugas membuat teh hangat atau memotong buah untuk berbuka.
Demikian tips sederhana yang dapat dilakukan untuk mengenalkan ibadah puasa pada anak-anak. Para orang tua tentu mengenal kegemaran anak-anaknya. Ajak mereka melakukan permainan kegemaran mereka sebagai pengisi waktu menjelang adzan maghrib. Melaksanakan hal ini dapat membuat anak-anak senang menjalankan ibadah puasa mereka.
