Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Usaha Kelapa Muda, Usaha yang Laris Manis di Kota Gunungsitoli

22 Mei 2018   14:30 Diperbarui: 5 Juni 2018   15:29 2308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat 28 Maret 2005 lampau, gempa bumi mengguncang Pulau Nias. Sejak peristiwa bencana alam yang sangat dasyat itu, pembangunan jalan, rumah, dan fasilitas umum di Pulau Nias terus ditingkatkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Salah satu dampak pembangunan yang sangat berkembang adalah lingkungan Pelabuhan Lama di Kota Gunungsitoli. Sejak 3 tahun yang lalu lingkungan Pelabuhan Lama yang dulunya penuh dengan rumput ilalang dan sampah-sampah yang bertebaran di mana-mana, berubah menjadi lingkungan yang bersih dan setiap sore selalu dikunjungi oleh banyak orang.

Sejak lingkungan Pelabuhan Lama banyak dikunjungi orang, beberapa wanita mulai membuka usaha kecil-kecilan di lingkungan Pelabuhan Lama. Dulu, saya masih ingat beberapa wanita meletakkan kelapa-kelapa muda di atas sebuah meja kecil.

Agar para ibu pedagang kelapa muda tidak kepanasan, mereka mengikat payung di sebuah kayu yang sedikit agak panjang dan menyandarkannya di dekat meja. Seiring waktu, mulai banyak penjual kelapa muda yang berdagang di Pelabuhan Lama. Sekarang ini jumlah penjual kira-kira ada sekitar 15 orang.

Para pedagang kelapa muda di Pelabuhan Lama sekarang ini beruntung. Pemerintah Kota Gunungsitoli melalui dinas terkait menyediakan gerobak yang berukuran 1x0,5 meter.

Gerobak yang disediakan oleh pemerintah Kota Gunungsitoli menurut saya bagus dan multifungsi. Gerobak ini terdapat atap, di bagian tengah terdapat papan untuk meletakkan kelapa-kelapa muda yang ditawarkan kepada pembeli, sedangkan di bagian bawah terdapat kotak tempat penyimpanan kelapa yang tidak terjual.

Gerobak-gerobak ini tidak disewa oleh para pedagang. Mereka hanya membayar retribusi kebersihan sebesar 20 ribu tiap bulan.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Tidak mengejar harga yang tinggi
Penjual kelapa muda di Kota Gunungsitoli, umumnya adalah wanita yang sudah mempunyai keluarga. Mereka berasal dari kampung yang berjarak sekitar 10-20 Km dari Kota Gunungsitoli.

Setiap hari sekitar pukul 7.30 WIB, mereka sudah datang di Pelabuhan Lama untuk menunggu mobil yang mengantar kelapa-kelapa muda. Setiap pagi ada 1-2 mobil dari kampung yang mengantarkan kelapa-kelapa muda tersebut kepada para pedagang.

Mereka biasa membeli kelapa muda dari mobil pengantar 4 ribu/buah. Kemudian, mereka menjual kelapa muda kembali dengan harga 6 ribu. Dalam satu buah kelapa muda, mereka hanya untung dua ribu.

Beberapa pedagang kelapa muda yang saya temui dan ajak bicara biasanya tidak mengambil untung tinggi dari harga satu buah kelapa muda. Tetapi, mereka mengambil untung dari banyak jumlah kelapa muda yang terjual.

Beberapa hari yang lalu ketika saya membeli kelapa muda, saya sempat menanyakan kepada Ina Sri berapa untung yang ia peroleh tiap hari dari hasil penjualan kelapa muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun