Meskipun masa jabatan Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (MENDIKBUD) hanya sekitar 20 bulan. Ia telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dibandingkan Mendikbud sebelumnya. Semasa menjadi Mendikbud slogan yang tepat menurut saya menggambarkan kinerja Mas Anies “lebih cepat lebih baik”. Salah satu tokoh penggagas dan pendiri Indonesia mengajar ini dalam menyelesaikan beberapa masalah pendidikan dengan begitu cepat dan tepat sasaran.
3 prestasi besar yang menurut saya yang pernah dilakukan oleh Mas Anies semasa menjadi Mendikbud yang tidak akan pernah dilupakan oleh para oleh para guru, orangtua para murid, dan pakar pendidikan sampai kapanpun adalah:
Kurikulum K13
Beberapa bulan sebelum Anis Baswedan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Mohammad Nuh mengganti penggunaan kurikulum 2006 KTSP di sekolah-sekolah menjadi kurikulum 2013 (K13). Penggunaan kurikulum yang diberi nama K13 ini dimulai pada semester pertama pada tahun ajaran 2013/2014. Tetapi selama penerapan K13 ditengah-tengah para guru dan murid banyak masalah yang dihadapi yaitu:
- Penyusuan konten kompetensi inti dan Kompetensi Dasar yang tidak seksama sehingga penyebabkan ketidakselarasan.
- Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.
- Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan, pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.
Setelah 2 bulan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mas Anies langsung mengeluarkan surat kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia yang isinya pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 sekolah-sekolah kembali mempergunakan kurikulum 2006 dan bagi sudah terlanjur menggunakan K13 tetap dipergunakan sampai tahun ajaran 2013/2014 selesai. Kurang lebih begitulah isi suratnya.
Dengan gebrakan tersebut inilah masyarakat mulai percaya Mas Anies dapat mengubah wajah pendidikan Indonesia menjadi lebih baik dibandingkan pada masa pemerintahan SBY.
Ujian Nasional (UN)
Bukan hanya menyangkut permasalahan kurikulum yang belaku Mas Anies membuat gebrakan. Beberapa bulan kemudian, ia membuat gebrakan baru menyangkut permasalahan tentang Ujian Nasional (UN). Permasalah UN telah menjadi permasalahan nasional setiap tahunnya. Banyak pendapat orangtua siswa, para guru, dan pakar pendidikan yang berpendapat seharusnya pemerintah menghapus UN sebagai syarat mutlak kelulusan para siswa kelas 9 dan kelas 12.
Puncaknya pada masa Muhammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Para pakar pendidikan mendesak untuk penghapusan UN karena beberapa siswa kelas 9 dan 12 yang stress karena tidak lulus UN, masalah kebocoran soal UN yang dibocorkan sendiri oleh para guru, dll.
Setelah Mas Anies menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.Ia langsung membuat gebrakan baru dengan menghapus UN sebagai satu-satunya syarat kelulusan bagi siswa kelas 9 dan kelas 12. Dan kemudian menggantikan peraturan bahwa syarat kelulusan para siswa kelas 9 dan 12 adalah 60 % nilai mata pelajaran siswa dari semester 4-semester 6 ditambah dengan 40% nilai UN siswa (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015).
Selain itu Mas Anies menggantikan cara para siswa mengerjakan soal-soal UN yang sebelumnya menggunakan Lembaran Jawaban Komputer (LJK) dengan sistem pengerjaan dengan menggunakan komputer.