Sempat kurasa kala berduka
Membara merah dari kumpulan api durjana
Bukan tentang karsa, namun beginilah rasa
Hinggap kala, pada suatu keluarga tanpa suara
Senin itu, gerimis malam tertetes di kuburan
Empat terkasih, yang satu masih anakan berperawakan suram tertahan
Menari kiri, bernyanyi kanan
Pada besi-besi yang beriringan berjalan
Teruntuk ananda yang tahu apa kuminta, namun tenggelam sukma, dan memalingkan arah mata
Teruntuk para tikus pencari mangsa dalam tahta
Dan teruntukmu, wahai papa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!