Mohon tunggu...
Ivan Diryana
Ivan Diryana Mohon Tunggu... Dosen, Wiraswasta -

Ayah, Suami, Dosen, Wiraswasta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekolah Untuk Anak dengan Tipe Belajar Kinestetik

13 Desember 2015   18:32 Diperbarui: 13 Desember 2015   20:36 13579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini sekedar sharing saja. 

Tahun ini anak saya akan masuk Sekolah Dasar, tepat diusia 7 tahun. Meskipun sebenarnya anak saya ini sudah lulus TK setahun yang lalu namun saya tidak mau terburu-buru memasukkannya ke SD. Saat dulu di TK seorang psikolog anak menganalisis anak saya dan hasilnya anak saya termasuk anak yang tipe belajarnya adalah kinestetik. 

Buat yang belum tahu, anak memiliki tiga tipe belajar yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik. Berikut adalah penjelasan yang saya ambil dari belajarpsikolog.com

 1.   VISUAL (Visual Learners)

Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini.

Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :

  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
  4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
  7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu

 2.     AUDITORI (Auditory Learners )

Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :

  1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
  2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
  3. Cenderung banyak omong
  4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
  5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
  6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
  7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll

 3.  KINESTETIK (Kinesthetic Learners)

Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :

  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
  4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambang
  6. Menyukai praktek/ percobaan
  7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik

 

sumber: GAYA BELAJAR >> Macam-Macam Gaya Belajar

Setelah mencari-cari berbagai informasi mengenai tipe belajar anak khususnya anak dengan tipe kinestetik saya jadi teringat diri saya sendiri. Proses belajar mengajar di sekolah sangat cocok untuk anak yang tipe belajarnya visual. Guru menerangkan didepan dengan ilustrasi dipapan tulis, anak duduk diam memperhatikan. Dulu orang tua saya kerap kali dipanggil oleh guru saat dibagi rapot dan guru saya selalu bilang kalau saya ini bandel, sulit menyimak pelajaran dan tidak bisa diam sehingga nilainya jelek. 

Hmm...anak yang tidak bisa diam jaman dulu disebut anak bandel dan karena tidak bisa diam maka sulit menerima pelajaran sehingga disebut bodoh. Jaman sekarang anak seperti itu disebut anak yang tipe belajarnya kinestetik. Nah akibat saya dulu yang mungkin kinestetik (walaupun dulu saya belum pernah dianalisis) kesulitan mengikuti pelajaran disekolah.

Saat kelas 1 hingga kelas 3 saya selalu 10 besar akan tetapi sulit bagi saya untuk bisa mengoptimalkan potensi saya karena sistem pembelajaran yang tidak cocok. Saat dikelas 1 hingga kelas 3 ibu saya masih belum bekerja sehingga beliau selalu ada waktu untuk mengajari saya meskipun saya selalu dimarahi karena tidak mau diam. Kelas 4 hingga 6 saya selalu rangking 10 besar dari belakang karena ibu mulai bekerja. 

Efeknya saya jadi minder karena saya kerap dibilang bandel dan bodoh diperparah dengan orang tua yang sering membandingkan saya dengan teman saya yang pintar. Saya tidak bermaksud menyalahkan orang tua saya karena jaman dulu yang namanya parenting itu belum dikenal tidak seperti jaman sekarang. Hingga saya kuliah S1, saya masih merasakan efek dari masa SD, terlebih saya kuliah di PTN terkenal sehingga saya harus bersaing dengan banyak teman-teman yang pintar. 

Jika saya perhatikan memang anak saya termasuk kedalam ciri gaya belajar kinestetik. Sulit duduk diam lama, sangat aktif dan lincah adalah salah satu cirinya yang membuat saya khawatir jika dimasukkan ke SD konvensional. Setelah saya tanya sana sini akhirnya saya menemukan sekolah alam. Melihat aktifitas yang ada di sekolah alam, nampaknya akan cocok dengan anak saya. Teman saya yang sarjana pendidikan pun setuju dan memang dia bilang sekolah alama cocok untuk anak yang tipe belajarnya kinestetik. 

Mengamati proses belajar mengajar di SD konvensional saya menjadi khawatir, takut anak saya seperti saya seperti dulu. Saya sendiri bukan tipe orang tua yang terlalu menuntut berprestasi pada bidang akademik karena jaman sekarang akademik bukan satu-satunya penentu kesuksesan anak. Saya lebih suka anak saya dapat melalui masa kanak-kanaknya dengan keceriaannya sebagai anak-anak.

Kadang saya kasihan melihat anak SD yang saat ini kehilangan waktu bermainnya karena dijejali dengan banyak pelajaran dan berbagai les, kecil-kecil udah stress....Setelah mempelajari sekolah alam melalui berbagai sumber di internet, nampaknya sekolah tersebut sangat cocok dengan anak saya dan juga visi saya. Walaupun kekurangannya adalah status sekolah tersebut yang masih terdaftar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun