Mohon tunggu...
ivan adilla
ivan adilla Mohon Tunggu... Guru - Berbagi pandangan dan kesenangan.

Penulis yang menyenangi fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berguru pada Pegawai Kecil

29 April 2021   01:21 Diperbarui: 29 April 2021   01:51 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakura sedang mekar di Yoido, Korea Selatan. Foto oleh Ivan Adilla.

“Itu nasehat Wakiak, guru Imam Syafei. Saat Syafei memasuki masa pancaroba pubertas, ia mengalami kesulitan untuk menghafal dan memahami pelajaran yang disampaikan gurunya. Maka Syafei mendatangi gurunya. Nah, itulah nasehat yang diucapkan sang guru..” jelas Da Mardi. Syafei mengingat dan menjalankan nasehat gurunya dengan baik. Sebagaimana kita tahu, Syafei kemudian dikenal sebagai ulama yang berpengaruh di seluruh dunia.

“Dari mana Uda mendapat pelajaran itu?” tanyaku.

“Oh itu pelajaran kami saat saya sekolah di Parabek. Setiap hari selalu dibaca dan harus dihafal oleh seluruh murid. Setiap pagi kami menyanyikannya..”

Ah, pelajaran di madrasah tsanawiyah...ya, pelajaran itulah yang justru memberi jawaban untuk pertanyaan yang tiga bulan ini mengangguku. Pelajaran yang tak tercantum di buku-buku filasafat yang ditulis ilmuwan dan filsuf dengan referensi hebat dalam aneka bahasa, tapi dihafalkan oleh murid tsanawiyah di madrasah desa yang tersuruk di hamparan sawah....

Da Mardi mencatat nasihat itu dalam tulisan Arab yang rapi. Aku menyalaminya   dan mengucapkan terima kasih. Sejak pertama kali mendengar ungkapan nasehat itu, kucoba merenungkan. Pada pertemuan pertemuan berikutnya kadang kami membahas isi ungkapan nasehat itu. 

Sejak itu kami menjadi teman dialog yang akrab. Keakraban yang itu menimbulkan tanya beberapa orang. Mungkin saja mereka berpikir; apa yang dibincangkan orang-orang aneh di sudut lepau itu?”. Atau “Apa untungnya akrab dan bercengkerama dengan pegawai kecil-kampungan itu?”. Untunglah keakraban kami mengalahkan itu semua.

Kucoba untk mengingat-ingat lagi ke mana saja orang pernah bersekolah; apa saja yang mereka dapatkan, apa hasil yang didapatkan, dan seterusnya. Aneka macam tujuan orang sekolah. Ada yang sekolah untuk mendapat ijazah. Ada juga untuk mendapatkan gelar dan pangkat. Juga untuk mendapatkan kerja. Atau sekadar mengisi waktu sebelum jodoh menjemput. Mungkin sedikit saja yang dengan kesadaran penuh bersekolah untuk menuntut ilmu. Apalagi ilmu dalam pengertian Nur Allah.

Niat yang beragam tentu melahirkan cara yang beragam juga. Untuk mendapatkan gelar, orang bisa melakukan aneka cara. Sejak yang baik hingga kurang baik. Misalnya, untuk mendapatkan nilai tinggi, ada yang belajar keras, santai, dan juga banyak yang mencontek. Niat itu akan terlihat juga dari kegiatan sehari-hari di kampus atau sekolah. 

Pencari ilmu akan bertekun di perpustakaan, sementara pencari jodoh akan berkeliaran sambil menenteng tas kecil di pelataran atau warung kampus sambil cekikikan. Hasil yang diperoleh tentu saja sesuai niat dan usaha. Maka ada yang selepas sekolah membawa ijazah, gelar, jodoh, dan ada juga yang membawa ilmu. Untuk yang terakhir ini, beberapa di antara mereka bahkan tidak mendapat ijazah atau gelar, namun ilmunya mendalam.

Tiga bulan sejak menerima nasehat itu, aku memutuskan untuk berangkat melanjutkan studi. Nasehat Wakiak pada Syafei, yang sampai padaku melalui Da Mardi, menjadi patokan penting selama menjalani studi. Nasehat itu kusampaikan juga pada anak-anak, keluarga, hingga mahasiswa. Nasehat yang sungguh berharga untuk meraih ilmu dan mendekatkan diri pada Sang Pemberi Ilmu. Sepanjang masa studi, maupun setelahnya, maksiat sekecil apa pun aku usahakan menghindarinya. Khawatir bahwa ilmu yang kudapat tak akan sampai membawaku sampai pada Sang Pemberi Ilmu. 

Kalau punya waktu libur dan singgah di kampus, aku selalu berusaha menemui Da Mardi untuk minum kopi bersama. Sambil berbincang tentang apa saja. Tapi sejak dia pensiun beberapa tahun lalu, aku lebih sering mengunjunginya di rumahnya yang terletak di dekat sawah. Kadang juga aku menjumpainya di sawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun