Mohon tunggu...
Noverita Hapsari
Noverita Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - Fun and Fine

Seorang Kompasioner

Selanjutnya

Tutup

Money

Penyebab Kenaikan Suku Bunga dan Dampaknya (Pelemahan Rupiah)

1 September 2018   09:48 Diperbarui: 19 September 2018   06:56 1941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Titik keseimbangannya adalah pada:   CF = NX

Interpretasi Gambar 1:

1. Bermula dari posisi Indonesia sebagai salah satu dari 'darling' di Asia, likuiditas keuangan internasional membanjiri system perkonomian kita (ditunjukkan dengan bergesernya kurva garis CF0 ke CF1). Net Capital Outflow (CF) yang berkurang bisa dibaca sebagai Net Capital Inflow yang bertambah. Garis hijau ke garis merah. [Panel b]

2. External Shock yang 'manis' ini pada gilirannya berdampak pada pergeseran kurva (I+CF) atau kurva 'demand' untuk Loanable Funds. Perlu diingat, karena satu garis ini merepresentasikan dua variable sekaligus (I dan CF), pergeseran berfokus terutama pada variable CF (tidak terlalu pada I/ Investment). Dibaca sebagai demand atau permintaan atas foreign investment berkurang akibat pasokannya sudah sangat terpenuhi, bahkan cenderung berlebihan. Imbasnya, mengutang menjadi lebih murah biayanya, digambarkan dengan turunnya tingkat suku bunga. Garis hijau ke garis merah. [Panel a]

3. External Shock yang 'legit' ini juga berdampak dobel pada pasar valuta asing. Hot money yang masuk menambah pasokan mata uang asing (exchange rate), misalnya US$, Yen, Aus$, dan lain-lain. Tak ayal lagi, mata uang dalam negeri pun mengalami penguatan atau apresiasi. Namun perlu diingat, bahwa ini juga dibayar dengan banyaknya Rupiah yang 'dilarikan' ke luar negeri. 

Secara alami, kuatnya rupiah membuat barang produk Indonesia yang diekspor ke luar negeri menjadi lebih mahal harganya bagi para pembelinya di luar negeri. Tak heran, ekspor netto mengalami kemerosotan. Melorotnya nilai net export ini bisa diakibatkan oleh tidak lakunya produk ekspor, diiringi dengan melonjaknya realisasi produk impor (yang terasa lebih murah) bagi konsumen Indonesia.  Garis hijau ke garis merah. [Panel c]

KONDISI SEKARANG:

Berdasarkan latar belakang yang diilustrasikan oleh kurva di atas, maka ketika kondisi internasional berbalik menjadi Hawkish terjadi mekanisme yang berkebalikan (inverse) dari gambar 1 di atas. Logikanya sebagai berikut:

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Gambar 2. Keadaan perekonomian Indonesia terkini dengan suku bunga berada di jalur kenaikan bertahap (Kondisi Internasional: Hawkish)

Interpretasi Gambar 2.

1. Yang tadinya memberi utangan murah kepada Indonesia, kini menarik kembali piutangnya. Dana yang semula terparkir di Indonesia, ramai-ramai kembali ke kampung halaman masing-masing atau mencari safe haven yang menawarkan imbalan tinggi. Beberapa ahli, mengatakan hal tersebut sebagai panic sells (sell-off) tetapi belum terindikasi bubble burst.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun