Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Quo Vadis Pariwisata Lebak

20 Desember 2017   12:46 Diperbarui: 20 Desember 2017   13:48 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pasca selesainya pembangunan jalan Negara, lintas selatan pulau Jawa, banyak hal yang awalnya diluar prediksi, kini jadi kenyataan. Salah satunya, sektor wisata Banten, khususnya Lebak.

Daerah yang memiliki sejarah panjang, sejak zaman Saijah dan Adinda itu, kini, sektor pariwisatanya mulai menggeliat. Apakah hal itu, disebabkan karena akses jalan Negara Lintas Selatan Pulau Jawa melewati daerah Lebak, atau karena Bupati Lebak Hj Iti Jayabaya, memiliki kepedulian akan sektor wisata ini, atau karena kadis Pariwisata, Badai sagara yang lebih intens terjun ke berbagai kecamatan di Lebak, khususnya Lebak Selatan. Bisa juga karena ketiga faktor diatas.

Beberapa event kepedulian Dinas pariwisata Lebak makin sering saja terjadi, dapat disebutkan, seperti; adanya event kebersihan pada  bibir pantai Sawarna, terbentuk Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang terdiri dari anak-anak muda yang peduli Pariwisata Lebak, yang umumnya mereka, nota bene dari daerah Lebak sendiri, khususnya dari para alumnus Unma Malingping, pekan budaya sawarna Timur yang dihadiri Bupati Lebak, Hj Iti Jayabaya, pesta laut Nelayan Bayah dan banyak lagi event yang terjadi selama tahun 2017.

Cukupkah semua itu. Jujur belum cukup. Eventnya sudah benar, namun, dalam mengelola gaung yang ingin dicapai, masih banyak sisi yang dapat diperbaiki dan dilakukan inovasi-inovasi baru. Untuk menelaah inovasi apa saja yang dapat dilakukan, untuk itulah tulisan ini dibuat.

Secara garis besarnya, ada tiga hal prinsip dalam industry wisata, yakni; kemampuan menjual obyek, dalam hal ini, promosi. Kemampuan memuaskan selera wisatawan, seperti destinasi yang indah, kenyamanan kuliner dan tempat menginap memadai dan yang terakhir faktor keamanan. Maka, fokus kita, dalam tulisan ini, membahas masalah promosi.

Semua event yang dilakukan oleh Bupati dan jajarannya, dinas pariwisata dan jajarannya, jika diberitakan dengan cara konvensional seperti yang terjadi selama ini. Maka, event itu, sungguh hal yang memboroskan biaya. Bagaimana caranya agar tidak boros biaya, maka usaha yang dapat dilakukan, memperbesar efek domino dari event yang telah dilakukan, sehingga tujuan promosi dari event itu, dapat diperoleh hasil yang maksimal. Nah, bagaimana memperoleh efek domino itulah, pertanyaan itulah yang perlu kita cari jawaban dan cari solusinya.

Banyak hal yang dapat dilakukan sebenarnya, seperti memberdayakan Pokdarwis. Mereka nota bene berasal dari daerah wisata Lebak itu sendiri, mereka muda dalam usia dan penuh semangat idealisme yang tinggi, mereka juga umumnya, lulusan perguruan tinggi yang nota bene berada di daerah destinasi wisata itu sendiri. Artinya, semua persyaratan untuk memberdayakan mereka sudah cukup. Kini tinggal bagaimana memberdayakannya.

Diharapkan mereka sebagai agen promosi, dalam mengenalkan wisata di Lebak. Caranya, Pokdarwis memperkenalkan semua hal tentang Lebak, seperti event-event mainstream yang saya sebutkan diatas, tentang bagaimana perhatian pemerintah dalam menggeliatkan pariwisata Lebak, apa yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Lebak dan hal-hal yang merupakan turunan dari itu semua.

Lalu, ada semacam kewajiban pada setiap anggota Pokdarwis untuk menulis setiap destinasi di media social, tinjauannya boleh tentang budaya daerah destinasi yang akan dikunjungi wisatawan, tentang obyek wisata destinasi itu sendiri, apa saja kelebihannya, bagaimana cara mencapai daerah tujuan destinasi, bagaimana tentang penginapan yang tersedia, kuliner khas apa saja yang dapat dinikmati, bagaimana para masyarakat lokal memiliki kepribadian dan sesuatu yang khas pada mereka, dan banyak lagi hal-hal yang dapat ditulis tentang itu.

Jika memang putra daerah yang menulis, maka akan terasa "rasa" destinasi yang lebih pas. Sebabnya, penulis dapat menggambarkan daerah yang ditulisnya dengan lebih detail dan lebih membumi. Dan semua Pokdarwis adalah memenuhi syarat itu.

Dibuat semacam target kerja, setiap anggota Pokdarwis menulis semua obyek dengan bahasa khas mereka masing-masing. Jangan ada copy paste dalam penulisan, karena yang diharapkan originitas dari bahasa dan paparan yang jujur tentang obyek yang mereka tulis. Jika jumlah destinasi katakan 15 dan anggota relawan muda ini berjumlah 10, maka jumlah tulisan yang diperoleh 150 tulisan, dengan tinjauan yang tidak sama pada obyek destinasi yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun