Masih tentang Nagekeo yang merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Ngada, Flores. Dengan Ibu Kota berada di Mbay. Setelah dua minggu lamanya saya mukim di Mbay, perbincangan dengan teman-teman dari Flores, masih didominasi tentang keindahan destinasi wisata Pulau Riung 17. Bagaimana indahnya Riung 17, bagaimana kondisi laut ketika jernih-jernihnya pada jam enam pagi serta bagaimana sekumpulan kalong yang terbang beriringan di sore hari.
Namun, keinginan menuju Riung 17 baru terlaksana pada minggu ketiga saya berada di Flores, tepatnya di Mbay. Lokasi Riung 17 yang terletak di kecamatan Riung, sebelah utara wilayah kabupaten Ngada dengan jarak dari Bajawa, ibu kota Ngada 75 km. Namun, karena saya berada di Mbay, maka saya mendatangi Riung 17 bukan melalui Bajawa. Melainkan melalui Mbay dimana saya tinggal, jaraknya lebih pendek, sekitar 45 km dan akses menuju Riung lebih baik, tak begitu banyak tanjakan dan turunan serta jalan yang dapat dikatakan mulus. Hanya, beberapa kilo sebelum masuk ke Kecamatan Riung, jalan menjadi sempit, tikungan tajam di bawah bukit batu terjal, di beberapa tempat diantaranya berbatasan langsung dengan air laut yang ditanami pohon Bakau.
Mengunjungi Riung 17 tidak bisa dipisahkan dengan suasana perjalanan menuju Riung 17. Sesaat setelah meninggalkan Danga di Kecamatan Aesesa, tiba dipertigaan aesesa saya mengambil arah ke kiri menuju Riung 17. Sekitar 1 km setelah pertigaan kita akan melewati sungai dengan kondisi jembatan yang terawat  baik, lepas dari jembatan ini, hamparan pemandangan alam nan indah segera menyergap kita.Â
Beberapa tanah luas dengan bukit-bukit batu yang hanya ditumbuhi semak-semak segera menyambut kedatangan kita. View yang terhampar seakan sebuah sabana luas dengan latar belakang bukit berbatu, membawa kesan, ini bukan di Indonesia. Ada juga bukit batu dengan warna hijau, setelah itu, kita akan disongsong, jalan tegak lurus menuju bukit dengan warna merah.
Sayangnya, saya tiba di Riung pada pukul 10 pagi, puncak pencapaian untuk melihat keindahan bawah laut Riung terlewati sudah. Menurut para penduduk riung, puncak kejernihan  air laut terjadi pada pukul 6 pagi. Meski demikian, kejernihan yang tersisa itu masih menyisakan kekaguman. Perahu yang ditambatkan di dermaga, masih terlihat jelas dasar laut di bawahnya.
Untuk mengunjungi destinasi Riung 17 dapat dicapai melalui dua arah. Yang pertama, dari Denpasar langsung ke Bandara Soa di Kabupaten Ngada. Kemudian ke kota Bajawa. Dari Bajawa perjalanan sebaiknya dilakukan dengan kendaraan roda dua, pertimbangannya, jalan yang dilalui sempit, kondisi jalan yang kurang baik hingga ke Riung 17. Di Riung 17, sebaiknya pengunjung bermalam terlebih dahulu, agar besok pagi, jam 5.30 sudah berada di atas perahu, sehingga puncak kejernihan laut Riung 17 dapat dinikmati. Â