"A, mandilah mumpung belum maghrib!" Nani memberikan handuk pada suaminya yang baru pulang kerja setengah jam yang lalu.
"ahh dingin, nanti saja.." A Nana menolak handuknya dan semakin pw duduk menghadap komputer, ia tengah asyik mengutak-atik servernya yang sudah mulai banyak downlinenya padahal baru berjalan 3 bulan.
Nani mendengus kesal, tapi pasrah juga, selalu saja A Nana menolak untuk mandi sore, alasannya gak kuat dinginlah karena suhu di tempat tinggalnya dulu suka panas, juga karena gak keringetanlah karena di kantor kerjanya cuma duduk. Padahal perjalanan dari kantornya ke kontrakan lumayan jauh menempuh waktu 45 menit, Nani membayangkan debu dan polusi yang menempel di pakaian yang di kenakan suaminya itu.
"Hmm,, ya setidaknya ganti bajulah, A. Itu debu dan polusinya biar tidak bertebaran disini" saran Nani di sambut jawilan lembut di pipinya
"iya, istriku yang cantik, Aa wudhu dulu ya sebentar lagi maghrib. Mmmuuachh.." A Nana menuju tempat wudhu, Nani menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya.
"Aa berangkat, Assalamu'alaikum.."
"Lah, A..nggak ganti baju dulu?!"
"Nggak, nanti saja. Dingin."
Nani tak habis pikir dengan suaminya itu. Katanya nggak kuat dingin, tapi keluar malam masih pakai baju ngantor lengan pendek, katanya gak kuat dingin tapi di saranin mandi air hangat gak mau, alasannya nanti pas keluar kamar mandi malah tambah dingin. Ck..Nani harus putar otak untuk bisa merubah kebiasaan jelek suaminya itu.
Nani memaklumi suaminya, dia tinggal di Bandung merantau, sudah lama dan tidak ada orangtua / saudara yang memperhatikan. Sebelum menikah dengan Nani, A Nana tinggal di kantornya. Kerja disitu, tidur, mandi, dan makan ya disitu juga. Katanya kalau mandi ya cuma sekali sama kayak makan juga sekali aja karena seringnya puasa katanya, ck pantes kurus gitu.
"Tok tok tok, Assalamu'alaikum, cantik.." suara A Nana mengejutkan Nani yang tengah asyik bermedsosan
"Wa'alaikum salam, Aa.. Tumben sudah pulang, A?" Nani salim dan menyimpan tas kerja suaminya.