Mohon tunggu...
isye  niqoyah
isye niqoyah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa ilmu komunikasi

menjadi lebih baik dari kemarin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perilaku Menyimpang pada Usia Remaja

22 Juni 2020   15:27 Diperbarui: 22 Juni 2020   15:50 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://4.bp.blogspot.com/-vumK_mkuIX0/T-CK0l9X4WI/AAAAAAAADA0/CcTZ3qFyzBw/w1200-h630-p-k-no-nu/bullying.jpg 

Dalam kamus besar bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perubahan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang berlaku di dalam masayarakat. 

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat dewasa ini seringkali kita temukan tindakan-tindakan atau perilaku remaja (siswa) bertentangan dengan norma hukum bahkan tidak segan-segan untuk melanggar aturan hukum. 

Misalnya seorang siswa merokok, mencuri, mabuk-mabukan, berbohong, menyontek pada saat ulangan, mengganggu siswa lain, membolos, dan lain sebagainya.

Salah satu faktor penyebab perilaku menyimpang pada anak ialah pengaksesan internet tanpa pengawasan orangtua. Internet bisa dikatakan teknologi modern yang canggih dan dapat memberikan informasi apapun bagi penggunanya. 

Di belahan bumi manapun sudah saling terkoneksi dengan adanya internet, kecanggihannya dapat diakses oleh segala usia. Internet menjadi salah satu yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak terutama pola pikir anak dan emosional anak.

Banyak sekali pemberitaan anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar mengalami pembulian, perkosaan sesama anak sekolah dasar, pornografi yang semakin marak dan merusak pola pikir anak dan lain sebagainya. 

Hal ini disebabkan oleh dangkalnya fondasi moral pada anak-anak sehingga anak-anak akan melakukan apa yang telah dilihatnya baik dari media sosial, televise bahkan dari lingkungan sekitarnya. 

Bahkan baru-baru ini informasi yang masih hangat ialah tentang seorang anak berusia 12 tahun yang membunuh seorang anak usia 6 tahun, mirisnya anak tersebut sudah diselimuti pola pikir psikopat dari sikap si pembunuh yang tidak menunjukkan rasa menyesal atau ketakutan sedikitpun, hal tersebut diungkap oleh dokter psikologi anak indonesia. 

Kejadian tersebut dikhawatirkan akan menulari pola pikir anak-anak yang lainnya, karena kejadian tersebut bermula dari si pembunuh yang penasaran dengan informasi yang dilihatnya sehingga si pembunuh mencoba mencari rasa kepuasan dari membunuh hewan-hewan disekitarnya hingga membunuh seorang anak berusia 6 tahun tersebut. 

Tayangan-tayangan pembulian juga tak kalah hangat yang memberitakan sekumpulan anak-anak sekolah dasar membuli salah satu temannya, diungkap oleh sang guru bahwa anak-anak yang membuli beralasan mengikuti trend senioritas dari media sosial yang mana adik kelas harus mematuhi perintah kakak kelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun