Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Makna Ramadhan bagi Seorang Ibu yang Mengalami Ommatofobia

1 April 2023   10:00 Diperbarui: 1 April 2023   10:13 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu dengan scopofobia (Pexels.com/Mart Production)

Assalamu alaikum, Bestie! Ketika bulan Ramadan tiba kita sering mendengar tentang nilai-nilai mulia yang terkandung di dalamnya seperti ketaqwaan, kebersamaan, dan saling membantu sesama. Namun, tidak semua orang merasakan Ramadan dengan cara yang sama, lho. 

Bagi seorang ibu yang mengalami Ommatofobia, Ramadan bisa menjadi waktu yang menantang karena meningkatnya aktivitas sosial dan perhatian dari orang lain. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa ibu tersebut tidak dapat merasakan makna dan manfaat dari bulan suci ini. 

Di artikel ini, kita akan membahas tentang makna Ramadan bagi seorang ibu yang mengalami Ommatofobia dan bagaimana ia dapat memanfaatkan bulan Ramadan untuk memperbaiki kondisi mental dan emosionalnya.

Elma dan Ommatofobia yang dideritanya

Elma adalah seorang ibu muda dengan tiga anak yang memiliki hidup yang sangat sibuk. Namun, belakangan ini ia merasakan ketakutan yang sangat besar karena ada seseorang yang selalu memandangnya dengan penuh kebencian. Elma tidak tahu apa yang menyebabkan orang itu begitu membencinya, padahal Elma selalu bersikap baik dan tidak pernah bergosip karena ia sibuk bekerja di luar rumah.

Pandangan mata itu sangat mengganggu Elma, membuatnya merasa diawasi dan dihakimi dengan penuh kebencian. Elma tidak tahu siapa orang itu atau apa yang menyebabkan orang itu membencinya begitu sangat. Namun, Elma tetap berusaha untuk menjalani kehidupannya seperti biasa, mengerjakan tugas-tugas rumah tangga dan merawat anak-anaknya.

Namun, rasa takut dan kegelisahan Elma semakin membesar. Ia merasa seperti dihantui oleh masa lalunya, ketika ia mengalami perundungan oleh teman-temannya di SMA. Elma merasa bahwa masa lalunya kembali menghantui dirinya dan mengubah pandangan orang terhadap dirinya.

Meskipun demikian, Elma tetap berusaha untuk tenang dan menjalani hidupnya dengan baik, meskipun ia merasa sangat terganggu dengan pandangan mata yang penuh kebencian itu. Ia menghabiskan waktunya dengan mengerjakan pekerjaannya, mengurus anak-anaknya, dan berdoa agar kegelisahan dan rasa takutnya segera berlalu.

Elma menyadari bahwa hidupnya mungkin tidak sempurna, tetapi ia tetap berusaha untuk menjadi pribadi yang baik dan memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Elma berharap bahwa suatu hari nanti, pandangan mata yang penuh kebencian itu akan hilang dan ia bisa hidup dengan tenang dan damai.

Berdasarkan pada ilustrasi di atas, sebenarnya saya juga memiliki cerita yang sama dengan Elma. Bahkan, saya sampai merasa takut keluar rumah, lho. Karena, tatapan penuh kebencian itu datang dari orang yang berada di lingkungan sekitar rumah. Oleh karena itu, dengan makna Ramadhan yang sangat indah dan segala keagungannya. Saya memiliki harapan dan doa yang sama seperti Elma, semoga pandangan kebencian itu akan hilang di bulan Ramadhan ini, berganti dengan tatapan persaudaraan.

Apa itu Ommatofobia?

Dikutip dari Buku yang berjudul Understanding Ommatophobia, the Fear of Eyes karya Fritscher, L. Merupakan sumber referensi yang berguna bagi siapa saja yang ingin memahami tentang ommatofobia atau ketakutan terhadap mata atau tatapan benci dari mata orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun