Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Fishbone Ishikawa Teknik yang Tepat Me-review Buku Fiksi

24 Agustus 2022   11:45 Diperbarui: 5 September 2022   01:01 5928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis review sebuah buku. Sumber: Pexels.com

Apabila kita membaca sebuah buku, apapun itu jenis dari isi bukunya. Bisa fiksi berupa novel, cerita pendek, roman, puisi, teenlit, dan komik. 

Jenis karya non-fiksi juga dapat dijadikan pilihan bacaan seperti buku pelajaran, kisah motivasi, resep masakan, buku-buku psikologi, antariksa, dan lain-lain.

Maka, kita perlu untuk menyimpan memori hasil membaca tersebut di otak kita. 

Agar kegiatan membaca yang telah dilakukan tidak berakhir dengan sia-sia alias menguap begitu saja. Tanpa menyisakan manfaat yang dapat dipetik bagi kehidupan.

Oleh karena itu, perlu sebuah teknik untuk menyimpan hasil membaca tersebut dalam bentuk tulisan.

Hal itu penting, mengingat otak manusia tidak dapat menyimpan memori dalam jangka waktu lama. Sebuah ingatan tentang peristiwa apapun yang terjadi dalam hidup kita akan tersimpan di dasar pikiran sadar.

Ingatan tersebut akan tertutup oleh memori tentang peristiwa-peristiwa lain yang baru saja terjadi dalam kehidupan kita.

Butuh waktu lama, saat kita ingin membuka kembali memori yang sudah tersimpan di dasar pikiran sadar itu.

Kita manusia dibekali kondisi mudah lupa oleh Allah SWT,. Hal ini tidak buruk. Lupa akan memberikan dampak yang sangat berguna untuk menutupi perasaan sedih, trauma, jijik, ngeri, takut, dan lain-lain 

Bagaimana jadinya apabila kita selalu ingat kejadian apa saja yang telah kita alami. Umpama kesedihan yang mendalam karena ditinggalkan oleh orang tersayang; kesakitan karena mengalami kecelakaan; kesal karena ditipu atau dikhianati orang lain, dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun