Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Dongkrek Dalam P5 di SMAN 1 Dolopo Madiun

17 Februari 2023   09:37 Diperbarui: 23 Februari 2023   04:33 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Kepala Sekolah SMAN 1 Dolopo, Bp. Mahfud Efendi SPd MPd bersama para guru mementaskan seni dongkrek (dokpri IYeeS) 

Siapa yang tidak kenal Dongkrek? 

Untuk penduduk Kabupaten Madiun, mungkin kata ini tidak asing. Tapi untuk yang berasal dari luar daerah, kata dongkrek mungkin terdengar aneh. 

Dongkrek adalah salah satu kesenian yang berasal dari Kabupaten Madiun. 

Sebagai Kabupaten yang mempunyai logo dan slogan sebagai kota Budaya, Madiun juga gencar memperkenalkan kesenian daerahnya termasuk seni dongkrek. 

Seni Dongkrek dalam gelar karya P5 SMAN 1 Dolopo dengan tema Kebhinekaan Tunggal dalam bingkai Nasionalisme (youtube Ratna juragantari) 


Dalam Gelar Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) , yang mengambil tema "Kebhinekaan Tunggal dalam Bingkai Nasionalisme, kesenian ini dipentaskan oleh Bapak Kepsek dan para guru yang mengajar kelas 10 (X) 

Dalam kurtilas, dikenal istilah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sedang dalam Kurikulum Merdeka, istilah yang dipergunakan adalah Profil Pelajar Pancasila.

Guru dan siswa bersama-sama menyaksikan gelar karya di SMAN 1 Dolopo Madiun (dokpri IYeeS) 
Guru dan siswa bersama-sama menyaksikan gelar karya di SMAN 1 Dolopo Madiun (dokpri IYeeS) 

Pelajar Pancasila adalah perwujudan dari pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat. 

Memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dalam 6 ciri utama :

- beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 

-berakhlak mulia,

-berkebinekaan global,

- bergotong royong,

- mandiri, 

-bernalar kritis dan kreatif.

Guru dan siswa bersama-sama menyaksikan gelar karya P5 di SMAN 1 Dolopo, Madiun (dok IYeeS) 
Guru dan siswa bersama-sama menyaksikan gelar karya P5 di SMAN 1 Dolopo, Madiun (dok IYeeS) 

Untuk mewujudkan Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara, Kepala Sekolah, Bapak Mahfud Efendi,SPd. MPd dan Para Guru tidak segan untuk ikut tampil dalam pementasan. 

Mereka tidak sekedar berteori, tapi :

  Ing Ngarsa Sung Tulada. 

Di depan memberi contoh. Memberi teladan. 

Mereka ikut menampilkan seni dongkrek dalam mengejawantahkan kebhinekaan tunggal dalam bingkai Nasionalisme. 

Dalam keanekaragaman budaya, tetap dipersatukan oleh Pancasila. 

Ing Madya Mangun Karsa. 

Berada di tengah-tengah siswa untuk memberikan semangat kepada siswa. 

Ikut berkarya bersama para siswa, agar mereka terpacu ikut berkarya.

Mengenal keragaman budaya nusantara, dari Pulau Papua sampai pulau Sumatera. 

Bapak ibu guru yang mengiringi seni dongkrek (dokpri IYeeS) 
Bapak ibu guru yang mengiringi seni dongkrek (dokpri IYeeS) 

Tut wuri Handayani. 

Di belakang memberi dorongan dan kebebasan berkreasi , agar para siswa menunjukkan kreatifitas sesuai minat dan keinginannya. 

Menggali dan mempelajari kebudayaan NKRI yang kaya dan beragam dengan keunikannya masing-masing. 

Berada di antara siswa untuk memberi semangat (dokpri IYeeS) 
Berada di antara siswa untuk memberi semangat (dokpri IYeeS) 

Mendorong para siswa berekspresi secara bebas merdeka, menggambarkan kebudayaan dari masing-masing daerah sesuai interpretasinya. 

Kembali pada pementasan dongkrek yang unik, pertunjukan diawali dengan tampilnya pawang dan para buto (raksasa) yang menggambarkan pagebluk/bencana dan penawar/penakluknya. 

Di sini Pawang, yang diperankan Bapak Kepala Sekolah berperan sebagai Penakluk pagebluk. Dan para raksasa sebagai simbol bencana/pagebluk.

Pertunjukan dengan koreografi apik ini, menampilkan para buto yang berusaha merebut tongkat sakti sang pawang.

 Sementara sang pawang kekeuh mempertahankan tongkatnya. 

Hingga akhirnya para buto terpelanting berserakan tak kuat menghadapi kesaktian sang pawang. 

Pawang mengacungkan tongkatnya untuk menundukkan buto pagebluk (dokpri) 
Pawang mengacungkan tongkatnya untuk menundukkan buto pagebluk (dokpri) 

Para buto simbol pagebluk akhirnya menyerah (dokpri)
Para buto simbol pagebluk akhirnya menyerah (dokpri)

Dung... Dung.. Krek. Krek. Krek. Dung...krek.

Suara instrumen inilah yang menjadi asal nama dungkrek. Dari gendang, kentongan yang biasa jadi pertanda bahaya dan alat musik bambu yang berbunyi krek. Krek. Krek... 

Di akhir acara, para pemain melepas topeng, sehingga membuat para penonton histeris, saat tahu siapa saja yang menjadi pemain dongkrek. Coba tebak, siapa saja yang sudah berhasil menampilkan seni dongkrek dengan apik dan menarik, hehehe.. 

Di akhir acara, para pemain melepas topengnya (dokpri IYeeS) 
Di akhir acara, para pemain melepas topengnya (dokpri IYeeS) 

Pertunjukan dongkrek oleh Bapak Kepsek dan para guru di SMAN Dolopo ini baru merupakan pembuka. 

Masih banyak kreativitas siswa yang menarik mementaskan kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia. 

Foto bersama para pemain dongkrek di akhir pementasan (dokpri IYeeS) 
Foto bersama para pemain dongkrek di akhir pementasan (dokpri IYeeS) 

Kelas X ada 7 kelas, dari X merdeka 1 sampai 7. Jadi ada 7 pertunjukan menarik yang masih menunggu untuk tampil. Nanti kita ulas satu persatu. 

Kali ini cukup sekian dulu. 

Salam literasi... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun