Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Berkah Kebahagiaan Sedekah Saat Munculnya Endorfin dan Dopamin dalam Tradisi Berbagi Angpao Lebaran

27 April 2022   08:31 Diperbarui: 27 April 2022   08:36 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan hukum sedekah yang dilarang atau haram adalah sedekah yang diberikan untuk membeli barang haram atau membantu perbuatan maksiat. 

Sedekah terhadap keluarga dekat harus diutamakan, baru kemudian pada fakir miskin dan orang yang membutuhkan. 

Seperti yang tertuang dalam surat Annur ayat 22.

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS. An Nur: 22)

Secara umum, sedekah bisa kepada siapa saja. Seperti orang-orang yang kita kenal dan ditemui setiap hari. Mungkin penyapu jalan, pengangkut sampah, tukang parkir, dan orang di sekitar kita yang kita paham betul kondisinya. 

Bersedekah bisa mendatangkan berkah berupa Kebahagiaan yang muncul saat bersedekah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang profesor University of Oregon dan timnya menemukan bahwa manfaat sedekah mampu menciptakan rasa bahagia karena otak melepaskan dopamin dan endorfin sehingga diri sendiri merasa lebih gembira.

Begitu pula Penelitian dari Jerman juga menemukan manfaat sedekah menciptakan rasa puas terhadap diri sendiri karena bisa berbagi.

 Selain uang dan barang, memberi nasehat juga bernilai sedekah. Bahkan tersenyum pun bernilai sedekah. 

Yang lebih unik dan membuat dopamin dan endorfin melayang-layang dari otak saya adalah sedekah tulisan. 

Iya betul. Sedekah tulisan. Tak menyangka, kesukaan saya menulis yang kadang dilihat sebelah mata dan dicibir karena dianggap tak bercuan, ternyata dihargai sebagai sedekah. Luar biasa. 

Untung saya belum telat mengetahui program ini, sehingga masih sempat mendonasikan beberapa tulisan saya. Tapi saya memang menulis yang tidak memakai ketentuan dan syarat. Kecuali yang event kompetisi. Ada yang saya ikuti, untuk melatih kedisiplinan dan mengikis sifat semau gue saya yang kadang mendominasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun