Aku mulai jengah. Mas Rizal seperti menyepelekan hal yang bagiku cukup menyakitkan.
"Terus kenapa pakai makan berdua sama Dek Reny?" aku mulai merajuk.
"Hahaha..." Mas Rizal malah tertawa. Dia menatapku jenaka, sambil mengacak rambutku.
"Cemburu,yaaa?" Mas Rizal semakin gemas menciumi pipiku.
"Enggak..!" jawabku sebal.
"Aku cuma ingin membuatmu cemburu. Jadi istri kok tidak pernah cemburu. Menyebalkan, tahu..!"
Aku ingin membalas perkataan Mas Rizal, tapi dia sudah mengunci mulutku dalam gelora yang lebih intens.Â
Mencumbu dalam kelembutan asmara yang membahana.
Sepasang cicak berkejaran.
 Angin malam menghembuskan kidung asmaradana.Â
Bunga-bunga di taman menebar wangi gairah halal.