Abdurrohman Wakhid, yang sering dipanggil Gus Dur, adalah sosok yang terkemuka di ranah sosial dan politik. Kiprahnya dalam hal politik Indonesia telah menciptakan lingkungan yang segar dan dinamis. Tak heran jika Gus Dur menjadi pusat perhatian para wartawan yang mencari persetujuan dan reaksi, menjadi titik fokus bagi para pencela yang berulang kali mengkritik dan menentang pandangannya, serta menjadi sumber dukungan dan perlindungan langsung bagi mereka yang membutuhkan, baik secara politik maupun ekonomi, serta bagi kelompok-kelompok terpinggirkan lainnya yang merasa eksistensi mereka terancam.
Secara genetik, Gus Dur berasal dari keluarga bangsawan. Oleh karena itu, Gus Dur merupakan sosok yang memiliki status sosial penting dalam masyarakat Indonesia, baik melalui garis keturunan ayah maupun ibunya. Namun, kisah hidupnya tidak mencerminkan sosok seorang tokoh ternama. Gus Dur tumbuh dan hidup sesuai dengan norma masyarakat setempat. Sejak kecil, Gus Dur bersekolah di sebuah pesantren, tempat ia belajar mengaji dan mempelajari Al-Qur'an di bawah bimbingan kakeknya di Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Â
Abdurrohman wakhid adalah seorang pemimpin agama yang meninggalkan dampak yang signifikan pada masyarakat Indonesia karena ide-idenya yang lucu dan humor yang mendorong refleksi yang mendalam. Gus Dur sangat dihormati oleh semua orang Indonesia dan diakui secara global, baik di kalangan Muslim maupun non-Muslim. Konsep-konsep pluralistiknya berhasil menyatukan masyarakat Indonesia. Sepanjang hidupnya, tempat tinggalnya terletak di jalan. Latar belakang pendidikannya meliputi: dari tahun 1966 sampai 1970. Â
Kemunduran Abdurrohman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden Indonesia terjadi karena kombinasi berbagai factor, utamnya terkait ketidakpuasan politik dan masalah hokum yang terus menerus terjadi selama masa jabatannya. Yang berujung pada ppencabutan mandate oleh dewan perwakilan rakyat (DPR) pada 23 Juli 2001. Beberapa alas an utamanya termasuk tuduhan korupsi,kolusi,dan nepotisme (KKN), terutama dalam skandal Brunei dan bulog, serta perselisihan antara eksekutif dan legislative mengenai kedudukan dan kekuasaan.( Hamdi,ahmad Zainul,Yogyakarta,Goro Goro Menjerat Gus Dur, Gading,2020.)
Factor kunci yang menyebabkan  kemunduran yaitu
- Kasus  KKN
- Terjadi dua kasus utama, yaitu kasus dana bantuan bencana brunei (banjir) dan kasus dana bulog yang melibatkan orang orang terdekat gus dur seperti syamsul riza dan suwitno.
- Ketidakpuasan DPR dan politik
- Banyak anggota DPR yang tidak puas dengan gaya kepemimpinan gus dur dan sering kali tidak setuju dengan keputusannya,terutama terkait kebijakan luar negeri dan hubungan Israel.
- Krisis politik dan kepercayaan
- Setelah skandal skandal itu terlihat, DPR mulai kehilangan kepercayaan terhadap kepemimpinan gus dur,sehingga pada juli 2001,DPR mengambil langkah untuk memberhentikannya.
- Upaya pembentukan negara federal
- Gus dur sempat memiliki niat untuk membentuk negara federal, yang di anggap bertentangan dengan prinsip negara kesatuan republic Indonesia, sehingga memicu penolakan luas dari berbagai pihak.
- Perselisihan dengan militer
- Terjadi ketenggangan dan perselisihan antara pemerintah dan militer, yang pada akhirnya membuat militer merasa tidak puas dengan kepemimpinan gus dur dan mendukung langkah langkah DPR.(Wahyuni Leni Sri,Mengungkap peristiwa lengsernya gus dur,2021.)
- Pengunduran diri atau pemecatan Abdurrohman Wakhid (Gus Dur) dari kursi kepresidenan Indonesia pada tahun 2001 disebabkan oleh berbagai faktor politik, yaitu konflik dengan DPR dan MPR. Â serta kurangnya dukungan dari partai politik dan militer. Jadi yang mendalangi kemunduran Gus Dur bukan satu pihak Tunggal melainkan dari berbagai factor yakni 1. Koalisi partai politik yang berbalik arah
- 2. DPR dan MPR tidak lagi mendukung
- 3. Tekanan dari kalangan militer
- 4. Serta kesalahan strategi politik Gus Dur sendiri (Tempo,Jejak Kejatuhan Gus Dur)2001.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI