Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dialog dengan Penonton, Siasat Menarik Perhatian Publik

15 Mei 2023   13:04 Diperbarui: 15 Mei 2023   13:09 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Karo Karo baca puisi di ruang publik. Foto: Isson Khairul


Minggu, 14 Mei 2023. Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia menggelar Road Show Sastra menjelang Peringatan 82 Tahun Sutardji Calzoum Bachri. Sejumlah deklamator dan grup musikalisasi puisi, memeriahkan acara yang digelar di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, tersebut.

Dialog, Interaksi dengan Penonton

Ini merupakan Road Show Sastra ke-4 untuk Sutardji, dari 5 kali road show yang direncanakan oleh Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) di wilayah DKI Jakarta. Panggung terbuka di Tebet Eco Park, yang luas dan lapang, membuat para deklamator leluasa mengekspresikan puisi yang mereka bacakan.

Termasuk, berinteraksi dengan para peminat sastra yang hadir pada Minggu sore tersebut. Imam Ma'arif, misalnya. Sebelum membacakan puisi Walau, karya Sutardji Calzoum Bachri, ia mengajak penonton berdialog tentang puisi dan Sutardji.

Walau penyair besar
takkan sampai sebatas allah
dulu pernah kuminta tuhan
dalam diri
sekarang tak
kalau mati
mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat

Sajak religius tersebut, mencoba membongkar hubungan manusia dengan Tuhan. Hubungan yang penuh misteri, yang tentu saja tak mudah untuk dijabarkan. Dengan artikulasi yang lugas, deklamator kenamaan Imam Ma'arif berhasil memukau para penonton.

Dialog sebelum pembacaan Walau tersebut, nampaknya cukup ampuh untuk menarik perhatian penonton. Membaca puisi di ruang publik, seperti di Tebet Eco Park ini, tentulah membutuhkan seni tersendiri. Karena, penonton yang hadir sangat beragam, yang mungkin sebelumnya sebagian dari mereka belum pernah menonton seni pertunjukan baca puisi.

Bagaimanapun juga, Tebet Eco Park adalah taman umum, yang terbuka untuk siapa saja. Octavianus Masheka, selaku Ketua Umum Komunitas TISI, memang sengaja menggelar road show di ruang publik yang bersifat umum.

"Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memperkenalkan sastra, dalam hal ini karya-karya Sutardji Calzoum Bachri, kepada masyarakat luas. Meski karya Sutardji dipelajari di sekolah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, nyatanya tak banyak masyarakat yang mengenalnya," ujar Octavianus Masheka di pembukaan road show tersebut.

Dukungan Dinas Kebudayaan

Di kesempatan itu, hadir Rusmantoro selaku Kepala Suku Dinas Kebudayaan (Kasudinbud) Jakarta Selatan. Dalam sambutannya, Rusmantoro mengungkapkan, "Kegiatan seni budaya semacam ini, patut didukung, untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni. Warga Jakarta membutuhkan tontonan alternatif, seperti seni pertunjukan sastra yang digelar di Tebet Eco Park ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun