Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arisan Kurban Untuk Silaturahmi Keluarga

11 Juli 2025   21:55 Diperbarui: 11 Juli 2025   21:55 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bermula dari kedatangan adik sepupu yang akan silaturahmi lebaran Iedul Adha yang merasa kecewa karena keluarga tidak bisa berkumpul dalam satu waktu di satu tempat. Keluarlah idenya untuk mengadakan arisan kurban dengan cara mengumpulkan uang Rp. 50.000 tiap anak cucu Bapak Aki yang berminat. Diharapkan dengan arisan ini bisa mengumpulkan anggota keluarga satu kakek untuk mengadakan kurban.

Tujuan yang tadinya hanya untuk keluarga Bapak Aki saja ternyata menark minat kerabat lain. Melalui  grup whatsapp keluarga, komunikasi ini berjalan dan terkumpul lah  37 anggota. Tadinya Kami hanya mengumpulkan arisan dalam jangka 10 bulan, ternyata dirasa kurang dan menambah 2 bulan lagi supaya mendapat hewan kurban yang memuaskan.

Uang kurban ini dikumpulkan di salah seorang bibi yang tugasnya mencatat siapa saja yang membayar dan menerima pembayaran baik dalam bentuk cash maupun transper. Hal ini terjadi karena tempat tinggal anggota yang berjauhan, seperti ada yang tinggal di Bandung sehingga tidak memungkinkan untuk menyerahkan secara tunai.

Dalam perjalanannya ternyata masih banyak persepsi yang berbeda, walaupun Kami masih satu runtutan keluarga, namun persepsi tentang arisan ini berbeda. Makanya tak heran ada yang bertindak diluar sepengetahuan yang lainnya dan membuat saudara yang lain merasa tidak diberi tahu.

Pada akhirnya Kami bisa membeli 6 hewan kurban. Salah seorang paman langsung membeli domba dari tetangganya dengan alasan lebih aman dan harganya sama untuk setiap domba. Setelah lebaran Iedul Adha di hari kedua maka diadakanlah pemotongan hewan kurban ini dengan dihadiri keluarga anggota arisan. Berkumpullah Kami yang terdiri dari anak cucu Bapak Aki dan saudara dekat lainnya.

Kami berkumpul di rumah saudara sepupu kami dan mempersiapkan masakan untuk Kami makan dengan cara berpatungan. Ada yang membawa beras, lalapan dan ikan untuk dimasak, dan juga memasak sebagian daging kurban untuk dimakan bersama-sama. Pemotongan hewan kurban dilakukan oleh salah seorang paman kami, diteruskan dengan penanganannya oleh sanak keluarga.

Cita-cita kami untuk berkumpul di suatu tempat dalam satu waktu tercapai. Namun selalu ada kekurangan dalam pembagian daging kurban karena ini untuk yang pertama kali dan menimbulkan kekecewaan. Pembagian yang tidak rata dan teknisnya membuat acara berlangsung, namun tidak tertata.  Bagaimanapun acara ini bisa menimbulkan kebersamaan dan kemauan bagi anggotanya untuk memperbaiki teknis pengelolaan dan pembagian kurban.

Ada salah seorang sepupu yang merupakan seorang programer, Ia menyarankan untuk menggunakan spread sheet untuk transparansi keuangan untuk anggota. Pertama kali disampaikan, pengelola keuangan merasa tidak sanggup karena alasan capek untuk melakukannya. Padahal dengan menggunakan spreadsheet ini, semua anggota bisa melihat berapa banyak uang yang ada, dan siapa saja yang sudah membayar.

Akhirnya kemauan sepupu saya untuk menggunakan spread sheet agar transparan ini bisa terlaksana dengan dorongan sepupu dan saudara lainnya yang mengerti penggunaannya pada tahun kedua.

Setelah pelaksanaan hewan kurban tahun pertama ini, beberapa saudara sepupu bersepakat untuk mengadakan pertemuan di rumah paman untuk membicarakan bagaimana sistem pengelolaan hewan kurban agar dapat transparan dan adil serta menjauhkan dari kecemburuan. Setelah pemotongan hewan kurban tahun pertama, kami banyak menemukan masalah dan membicarakan bagaimana menanggulanginya.

Kami berkumpul membuat sistem yang paling pas dalam pengadaan, pengelolaan dan pembagian hewan kurban. Kami bermusyawarah dan berdemokrasi serta memberi kesempatan tiap anggota untuk menyampaikan pendapatnya. Beberapa kaum muda keluarga kami muncul dan menyampaikan pendapatnya untuk mengamalkan ilmu yang telah kami pelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun