Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengamati Kondisi Petani di Daerah Terpencil

26 Desember 2023   09:59 Diperbarui: 26 Desember 2023   10:01 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apabila Kita membandingkan berapa harga sayuran atau harga pertanian lainnya dengan produk lainnya maka kita akan melihat ketimpangan. Dengan uang yang sama, Kita akan terheran-heran dengan banyaknya sayuran yang kita dapatkan dibandingkan dengan membeli makanan ringan kemasan yang isinya sedikit. Timbul pertanyaan "Kenapa harga sayuran begitu murah dan minat anak-anak makan sayuran semakin berkurang?".

Gambaran ketimpangan ini dapat Kita saksikan di sebuah Chanel You Tube Petualangan Alam Desaku yang kontennya berisikan perjalanan Kang Jerry menelusuri daerah-daerah pedesaan dan pedalaman. Beliau mengunjungi desa-desa di pedalaman mengunjungi warga-warga yang tinggal di pelosok jauh dari keramaian. Sesekali Kang Jerry memberikan uang yang di donasikan para subscriber atau penontonnya kepada penduduk yang sudah lanjut usia atau pada orang-orang yang sangat membutuhkan.

Petualangan Alam Desaku ini selain menyelusuri kampung-kampung yang terpencil, juga menelusuri kegiatan apa saja yang dilakukan oleh penduduk yang dilaluinya terutama kegiatan bertani. Dari tontonan itu Kita bisa tahu bagaimana penduduk bercocok tanam, berapa pendapatannya dan apa saja kesehariannya yang sering kali menggambarkan kesulitan para petani dalam mencari penghasilan. 

Para petani ini kadang bekerja hanya sebagai buruh tani dengan upah yang pas-pasan dan pekerjaannya yang tidak tentu. Mereka ada pula yang bertani jauh dari rumah dan menginap beberapa hari untuk mengolah lahan dan menjaga tanaman yang mereka tanam dari hama-hama seperti babi hutan. Sering kali para petani ini tinggal di gubuk-gubuk dan jauh dari perumahan penduduk dengan fasilitas seadanya. Tidak terbayangkan bagaimana kalau tiba-tiba mereka sakit atau ada keadaan darurat yang mengharuskan mereka mendapatkan bantuan orang lain.

Penghasilan dari bertani ini banyak diantaranya hanya bisa dinikmati setelah beberapa bulan. Penjualan hasil panen bisa dirasakan setelah beberapa bulan yang penuh peluh dan teriknya sinar matahari. Mungkin inilah pula yang menyebabkan para pemuda lebih memilih bekerja di kota sebagai buruh bangunan atau berjualan makanan keliling. 

Urbanisasi menjadi hal yang tidak bisa dihindari, banyak pemukiman penduduk yang sepi karena ditinggalkan penduduknya untuk bekerja di perkotaan. Ada orang tua yang anak-anaknya bekerja di luar daerah, atau isteri yang ditinggal suaminya bekerja di kota lain. Beberapa masih setia menggarap lahan di sekitar hutan menanam padi atau palawija dengan keterbatasan dan bonus pemandangan indah di atas perbukitan.

Bertani dengan keterbatasan fasilitas seperti rumah sederhana dengan bahan bangunan yang ada sesuai kondisi daerah sekitarnya. Rumah panggung dengan bahan bangunan dari bambu, papan atau atap sirap dengan dikelilingi kolam dengan air mengalir dari perbukitan. Fasilitas rumah dan MCK yang sederhana dan kadang tidak memenuhi syarat kesehatan membuat Kang Jery terketuk untuk menghimpun bantuan membedah rumah yang ditemuinya.

Kesulitan petani menjual hasil tani bisa disaksikan dari kondisi jalan yang dilalui Kang Jery yang hanya bisa dilalui dengan kendaraan bermotor dan atau jalan kaki. Perjalanan ini bisa menimbulkan kekaguman akan kondisi alam yang indah yang belum tersentuh olah geliat pembangunan seperti di kota-kota besar. Namun kondisi ini bisa menimbulkan kekaguman bagaimana mereka bisa bertahan dan kesehariannya dalam menjaga pasokan pangan bagi kita.

Selain bertani, petani di pelosok juga beternak memelihara kambing, domba, ayam atau juga memelihara ikan. Selain itu mereka juga membuat kerajinan tangan barang-barang lokal yang sudah jarang seperti boboko, ayakan, tampir. Kegiatan mereka yang disibukan dengan kegiatan bertani, beternak dan membuat kerajinan merupakan hiburan sehari-hari. Bekerja dan menikmati kegiatan sehari-hari yang membuat hati tenang dan bermanfaat bagi orang lain.

Memanfaatkan lahan dengan menanam kemudian mengolah hasil tani menjadi bahan makanan atau bahan baku produk-produk menjadi usaha petani yang patut diapresiasi dan dihargai. Hal ini menjadi pentingnya penanggulangan urbanisasi dan sepinya kampung-kampung karena ditinggalkan penghuninya.

Untuk lebih jelasnya silahkan menonton chanel Petualangan Alam Desaku di Youtube untuk memahami bagaimana kondisi pertanian di daerah pelosok pedesaan. https://www.youtube.com/channel/UCRVIsrS5lEoIb09wrSvnujw

#penonton chanel youtube Petualangan Alam Desaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun